TANGERANGNEWS-Ribuan buruh PT Indo Garmen Lestari melakukan aksi mogok kerja, Selasa (13/10). Mereka menuntut perusahaan industri jaket bulu yang berlokasi di Jalan Lio Baru No 30, keluarahan Batu Sari, Kecamatan Batu Ceper untuk membayarkan hak-hak mereka sebagai karyawan. Group Leader PT Indo Garmen Lestari Mukmin yang mewakili seluruh karyawan mengatakan, perusahaan baru memberikan separoh THR kepada karyawan, baik yang masih kontrak maupun sudah karyawan. “Sampai saat ini sisa THR kami belum dibayarkan,” katanya siang ini. Selain itu, lanjut Mukmin, berapapun lamanya jam lembur karyawan, perusahaan hanya menghitung satu jam lembur. “Jam kerja dari jam 7 sampai jam 3 sore. Tapi perusahaan mengharuskan karyawan pulang jam 5 sore dan itu tidak dihitung lembur. Lembur baru dihitung di atas jam 5 sore. Itu pun harus memenuhi target, bila tidak maka lemburnya hanya dianggap satu jam,” paparnya. Bukan hanya itu, pasca lebaran ini, perusahaan hanya membayar gaji karyawan separo dari yang harus diterima. “Bulan ini, gaji saya baru dikasih Rp 600 ribu. Padahal gaji saya Rp 1.600.000,” kata Jamaludin, karyawan yang sudah bekerja selama 4 tahun. Meski gaji terbilang sudah UMR, tapi, karyawan tidak mendapatkan layanan transportasi . “Untuk transport, gaji kami dipotong Rp 150 ribu. Tapi anehnya, bulan ini sopir jemputan juga belum dibayar,” tambah Abdul Rauf, karyawan lainnya. Perusahaan juga tidak memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan dan cuti hamil. “Sedangkan untuk cuti tahunan tidak dihitung libur dan tidak bisa diuangkan kalau tidak diambil,” imbuh Abdul Rauf. Sementara itu, perusahaan hanya baru bisa menjanjikan akan membayarkan sisa THR dan gaji kepada karyawan. “Tapi, itu juga tidak jelas akan dibayar kapan,” kata Mukmin setelah menemui pihak manajemen perusahaan. “Sedangkan untuk lembur, perusahan tetap ngotot harus mencapai target baru dihitung lembur,” tandasnya. Sebelumnya, jumlah karyawan di perusahaan yang mengekspor jaket mewah ke luar negeri itu sebanyak 1500 orang. Tapi, kini telah berkurang menjadi 1200-an. “Banyak yang tidak kuat, jadinya pada berhenti,” ujar Jamaludin.(rangga)