TangerangNews.com

Inilah Penyumbang Timbulnya Emisi CO2 di Tangerang

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 26 Oktober 2015 | 17:53 | Dibaca : 3605


Kondisi beban emisi C02 di Kota Tangerang berdasarkan hasil inventarisir sumber pencemar udara oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Tangerang mencapai 3.031.898,66 ton/tahun. (Istimewa / Tangerangnews)


 

TANGERANG-Kondisi beban emisi C02 di Kota Tangerang berdasarkan hasil inventarisir sumber pencemar udara oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Tangerang mencapai 3.031.898,66 ton  per tahun.

 

Hal itu dikatakan Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Dedi Hidayat saat Sosialisasi Penanaman ‘Satu Miliar Pohon’ di Gedung Pemkot Tangerang, Senin (26/10). Menurutnya, beban emisi CO2 ini salah satu sumber penyebab efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global.

 

“Beban emisi ini berasal dari kegiatan sumber titik seperti Industri, mall, apartemen dan hotel, sumber bergerak seperti kendaraan bermotor dan dan sumber area seperti pertanian,” katanya.

 

Menurutnya, dari total beban emisi tersebut, sektor industri memberikan kontribusi emisi CO2 sebesar 61 persen, rumah tangga sebesar 3 persen, Bandara Internasonal Soekarno-Hatta 25 persen, transportasi 10 persen, sedangkan sumber lainnya memberikan kontribusi emisi CO2 sebesar 1 persen.

 

“Hal ini juga disebabkan karena sudah sangat berkurangnya kawasan-kawasan vegetasi yang dapat menyerap gas-gas penyebab pemanasan global,” katanya Dedi.

 

Upaya pemerintah untuk mengurangi emisi gas karbon ini terus dilakukan, salah satunya dengan mewajibkan 30 persen ruang terbuka hijau (RTH) disetiap daerah, sesuai dnegan amanat UU No. 26/2007. Namun,  luas RTH di Kota Tangerang sendiri baru mencapai 9 persen, yang masih belum mencapai amanat UU.

 

“Pemkot sendiri secara berkelanjutan melakukan penanaman pohon di setiap sudut wilayah Kota Tangerang. Sampai dengan tahun 2014, telah tertanam pohon sebanyak 200.000 pohon yang bersumber dari APBD Kota Tangerang. Partisipasi masyarakat dalam melakukan penanaman pohon diyakini besar, namun sampai saat ini belum terkumpul data akurat,” katanya.