TangerangNews.com

Ibadah Ditengah Hujan di Rumah Sang Dokter Muda

Denny Bagus Irawan | Kamis, 12 November 2015 | 22:01 | Dibaca : 3833


Suasana berkabung di rumah duka (tangerangnews.com / Dira Derby)


TANGERANG - Sejumlah sahabat dan keluarga dekat tampak terlihat sedang beribadah di tengah hujan yang mengguyur rumah duka sang dokter muda Dionisius Giri Samudra yang berlokasi di Jalan Cempaka B6 No.5 Kompleks Mahkamah Agung, Pamulang, Kota Tangsel sekitar pukul 20.35 WIB, Kamis (12/11).

Rumah bercat putih dengan list cokelat yang berukuran sederhana tersebut terlihat sudah dipasangi tenda yang telah dilengkapi juga kursi plastik hijau.

Sejumlah bunga sebagai ucapan duka cita terlihat berjejer di sepanjang jalan menunju kediaman Andra. Salah satunya adalah dari Kepulauan Aru dan dari Ikatan Dokter Indonesia.

Dokter Andra begitu biasa sang dokter biasa disapa. Dia meninggal setelah sakit pada saat tengah menjalani magang di wilayah Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku pada Rabu (11/10). 

"Tuhan telah mengambil Andra, " ujar Fransisca Ristansiah,50, ibu Andra seusai prosesi ibadah dihadapan keluarga dan tekan korban seraya menahan tangis. 

Kepergian Andra yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Fransisca dan Agustinus Mujianto untuk selamanya tak disangka-sangka oleh keluarga. Sebab,  ketika dia berangkat kembali untuk magang di sana setelah sempat libur seminggu pada 4 Novembet 2015 lalu sama sekali tak menunjukan dia sakit.

"Bahkan pada hari Minggu ini dia biasa saja. Dia kirim pesan SMS minta pulsa ke mamahnya. Yang dibalas bapaknya dengan dikirim Rp50 ribu pulsa," ujar Tuti Martoyo,60, kakak Fransisca.

Menurut dia, pihak keluarga baru mendapatkan kabar Andra sakit panas tinggi dari rekan Andra yang juga berangkat untuk magang.

"Hari minggu itu juga ayahnya dapat kabar Andra sakit. Senin lalu ayahnya berangkat ke sana Senin, tapi belum sempat ketemu ayahnya dia sudah meninggal. Ayahnya saat itu baru sampai Tual karena memang susah aksesnya," terang Tuti.

Rencananya, kata Tuti, besok jenazah Andra baru akan sampai di rumah duka dan rencananya akan dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sebab, jenazah Andra yang pamit namun tak kembali lagi itu akan mendapat penghormatan dari Menteri Kesehatan.

"Kita dari keluarga berencana akan jemput sejak di Bandara. Besok naik Batik Air dia sampai sekitar jam 10-an pagi. Katanya Menteri Kesehatan juga akan membuat upacara penghormatan buat Andra di sana," terang Tuti.

Kepergian Andra telah membuat ibunya teringat karena tak pernah melawan permintaan Fransisca. Bahkan, menurut Tuti, setiap kali dia merawat pasien yang menderita luka seperti koreng, Andra dengan teliti tanpa geli memeriksa dengan detail.

"Anehnya juga dia sebelum berangkat minta peluk sama ibunya," terangnya.

Perasaan itu pun menbuat Fransisca seakan yakin sebagai firasat Andra akan pamit. Namun, pihak keluarga mengaku bangga karena Andra meninggal setelah beberapa kali menbantu masyarakat pedalaman yang terserang penyakit.

Terpantau juga selain pakaian serba hitam para sahabat dan keluarga di rumah duka, alunan suara gitar yang mengiringi kutbah duka untuk Andra ikut mewarnai suasana duka.

"Memang jauh sekali perjalanan ke sana. Dari Tual ke Dobo mencapai 12 jam. Itu memang butuh waktu panjang, dan itu tak ada kapal orang dia naik kapal barang kalau ke sana," jelasnya.