TangerangNews.com

Dengar Langsung Kritik Ray Rangkuti, Airin Terlihat Jemu

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 16 November 2015 | 19:16 | Dibaca : 9648


Diskusi Pilkada Tangsel yang digelar Tangsel Pos. (Rangga A Zuliansyah / Tangerangnews)



TANGERANG SELATAN
-Media harian  terbitan Jawa Pos Grup, Tangsel Pos menggelar diskusi tentang Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel).  Media tersebut  mengundang seluruh pasangan calon wali kota dengan bertempat  di Hotel Santika Bintaro, Senin (16/11/2015) siang.

 

 Dari ketiga pasangan calon wali kota Tangsel, hanya Airin Rachmi Diany dan Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri yang menghadiri diskusi tersebut. 

Airin merupakan calon wali kota petahana nomor urut tiga. Sedangkan Elvier adalah calon wakil wali kota nomor urut dua.

 

 Dalam diskusi tersebut, turut hadir Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti selaku pembicara. 

Diskusi tersebut bertajuk "Siapakah Calon Wali Kota Tangsel yang Diminati Rakyat?" . Ray mendapat giliran pertama untuk bicara. 

Pembicaraan Ray berkembang kepada sosok pemimpin yang seharusnya memimpin Tangsel. Ray juga menyinggung soal apa-apa saja yang menurutnya belum beres selama belakangan ini, terutama tentang pelayanan publik dan sampah. 

"Saya sangat sayangkan di Tangsel, yang seharusnya sudah bisa jadi kota modern, tetapi masih banyak masyarakat yang mengeluh bikin KTP lama, pungli. Masalah sampah juga," kata Ray. 

Adapun Ray duduk persis di sebelah Airin, dilanjut dengan Elvier di samping Airin, dan seorang panelis diskusi di paling ujung meja. 

Menurut Ray, Tangsel sebagai daerah yang baru tumbuh dan berkembang, sudah didominasi oleh pembangunan dari pihak pengembang swasta. Dia pun mengungkapkan, betapa mudahnya menjadi seorang pemimpin di Tangsel. 

"Jadi kepala daerah itu mudah sebenarnya, apalagi di Tangsel. Semuanya sudah ada, apa lagi? Kepala daerah tinggal dzikir saja, enggak perlu kerja keras, semuanya tersedia. APBD saja Rp 3 triliun, bayangkan. Semuanya mudah ada swasta, seharusnya tidak ada keluhan lagi dari masyarakat, kalau kepala daerahnya betul-betul menjalankan fungsinya," tutur Ray yang disambut tepuk tangan peserta. 


Mendengar itu, raut wajah Airin yang sebelumnya beberapa kali tersenyum menjadi jemu atau bosan. Airin mengerutkan dahinya juga. Selama pembicaraan di forum yang disaksikan banyak orang, Ray tidak sama sekali menyebutkan nama orang yang dia maksud. Namun, dia seakan memberi perumpamaan dan mengulang-ngulang pendapat tentang bagaimana pemimpin yang seharusnya. 

Tiba saatnya bagi Airin untuk berbicara. Dia mengungkapkan, setuju dengan pendapat Ray secara keseluruhan. Airin juga memaparkan data tentang apa saja yang telah dia bangun selama memimpin Tangerang Selatan. 

"Pertumbuhan penduduk di Tangsel sejak 2012 sampai 2015 meningkat, dari 1,2 jadi 1,4 juta penduduk. Laju pertumbuhan ekonomi Tangsel di atas rata-rata," ucap Airin. 

Diskusi pun berjalan hingga sesi tanya-jawab. Beberapa pertanyaan membuat Airin kembali terlihat mesam dan heran. Ada pertanyaan tentang apa bukti nyata yang sudah dilakukan Airin sebagai pemimpin selama menjabat di Tangsel. Salah satu audiens juga mengucapkan pemimpin harusnya bebas dari berbagai kepentingan, seperti kasus korupsi keluarganya. 

Semua pertanyaan yang ditampung itu dijawab Airin dengan nada tinggi dan tutur yang cepat. 

"Jadi pemimpin itu tidak mudah. Tangsel sebagai daerah baru sudah maju sampai sekarang. Kami fokus pada sektor jasa dan pembangunan kualitas SDM. Saya sudah berusaha maksimal, meskipun masih ada kekurangan sebagai manusia biasa. Saya percaya, masyarakat sekarang sudah cerdas dan tahu mana yang baik dan tidak," sebut Airin. 

"Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, jika masih diberi amanah, saya yakin akan membawa Tangsel menjadi lebih baik lagi," tutup Airin nada agak tinggi.