TangerangNews.com

Diskusi Pilkada Tangsel Berakhir Kisruh

Denny Bagus Irawan | Senin, 30 November 2015 | 17:52 | Dibaca : 8492


Diskusi pilkada Tangsel (tangerangnews.com / Dira Derby)


TANGERANG SELATAN - Diskusi Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) setempat di Bandar Djakarta Alam Sutera, Serpong, Kota Tangsel berakhir kisruh, Senin (30/11/2015). Dalam acara tersebut PWI mengusung tema 'Meningkatkan Partisipasi dan Pilkada Berkualitas' .

Kekisruhan terjadi berawal dari curhatan calon Wali Kota Tangsel nomor urut satu Ikhsan Modjo yang menyatakan, dirinya mengaku telah ditawarkan salah seorang wartawan untuk mengawalnya di Pilkada.

"Saya enggak mau sebut siapa dan darimana wartawan itu, yang jelas dia menawarkan pengawalan Rp 2 miliar. Saya tolak secara baik-baik. Media kan corong masyarakat. Kalau corongnya enggak netral bagaimana," jelas Ikhsan Modjo.

Setelah dia menolak, lanjut Ikhsan,  muncul kemudian pemberitaan soal dirinya yang terus menerus negatif.

"Salah satunya, kampanye Ikhsan dipenuhi anak-anak. Padahal saya lihat juga kampanye Pak Arsid ada anak-anak, Ibu Airin juga apalagi. Kan saya enggak ngajak anak-anak, mereka kan datang sendiri," jelas Ikhsan.

Dalam kesempatan itu Ikhsan juga menyampaikan bahwa dua fakta sejarah bisa terulang. Fakta pertama menurut Ikhsan, adalah sejarah bahwa Banten memperkenalkan money politics.

"Kedua pada 2010 lalu tercatat amanat MK pembatalan pemenangan karena adanya mobililsasi pegawai negeri dan kecurangan. Silahkan lihat ini fakta dan sejarah yang mau tak mau bisa terulang," katanya. 

Tak lama kemudian moderator masuk kedalam sesi tanya jawab. Setelah itu beberapa peserta diskusi  mengayampaikan pertanyaan. Komentar Ikhsan pun  lalu ditanggapi Gusri Effendi  Ketua Persatuan Hotel Restoran  Indonesia (PHRI) wilayah Tangsel.

"Pak Ikhsan saya lihat banyak ngeluh, kalau soal media. Saya pikir media pasti mau mengangkat karena orang itu punya kualitas," kata Gusri yang juga Ketua DPC Partai NasDem Kota Tangerang.

Namun, diskusi yang dihadiri oleh Ketua Umum PWI, Margiono itu pun menjadi panas. Margiobo menimpalinya diujung acara.

"Ada dua hal yang bisa naik dimedia. Kesatu calonnya menarik, kalau calonnya tidak menarik pasti kecil (porsi beritanya). Mau pasang iklan ke wartawan,  sudah pasti itu dimuat, saya telah suruh dibawah ( anak buahnya) untuk mencari iklan ke Ibu Airin, Pak Arsid dan kalau ke Pak Ikhsan saya larang, karena sudah pasti ditolak," katanya.

Pernyataan Margiono membuat audience yang salah satunya adalah Ribka Tjibtaning yang juga Ketua DPP PDIP kesal.

Menurut Ribka, sejak awal dirinya mencoba untuk diam, tetapi melihat Ikhsan Modjo dan Arsid diperlakukan dalam acara diskusi seperti tak adil, dia pun ikut komentar.

 

"Ini diskusi tapi banyak dipotong-potong, saya kenal sama dik Ikhsan, dik Arsid dan dik Rully. Kok aneh diskusi ini, tak adil. Seakan mengarahkan. Bagaimana Tangsel mau berkualitas kalau seperti ini, kasian saya sama adik-adik yang masih muda ini," katanya.

Ribka juga menyindir salah satu media lokal, yakni Tangsel Pos yang menulis bahwa dirinya menyerukan jangan pilih nomor dua Arsid-Elvier yang diusung PDIP dan Hanura. 

 

"Itu tidak benar. Tangsel Pos lalu bilang itu salah ketik, bagaimana coba. Ini lagi ada hajat besar, bilang salah ketik, " tutur Ribka.

Mendengar itu, Margiono menawarkan kepada Ribka untuk meminta koreksi berita atau melayangkan gugatam secara hukum.

"Kalau ibu merasa tidak cukup dengan koreksi, silahkan menempuh jalur hukum," katanya.