TANGERANG – Pengelola Bandara Soekarno-Hatta bermaksud menerapkan Baggage Handling System (BHS) atau sistem bagasi otomatis, sehingga potensi pencurian bagasi penumpang seperti yang dilakukan sekuriti dan porter Lion Air tak lagi terjadi. Akan tetapi, BHS lebih dulu diterapkan di luar negeri, seperti bandara di Eropa ini.
Di Bandara Heathrow, Inggris, Terminal 5 memiliki terminal BHS terbesar di Eropa. BHS ini memiliki conveyor belt sepanjang total setara 48 km, dengan 4,5 km terowongan, 44 jalur pengambilan bagasi dan bisa memproses 53 juta koper per tahun, demikian dilansir Daily Mail.
Ada tempat-tempat koper yang bisa menampung 4.000 koper atau tas dalam satu waktu. Kemudian koper-koper itu disalurkan pada conveyor belt alias sabuk berjalan menuju pesawat. Sistem BHS ini bisa memproses hingga 12 ribu koper per hari atau 5.200 sampai 7.200 koper per jam!
Begitu bagasi diletakkan di loket check ini, petugas maskapai langsung menempel stiker penanda pada bagasi yang dilengkapi dengan barcode unik berupa 10 angka yang menandakan tujuan dan rute pesawat.
Bagasi itu langsung berjalan di jalur cepat, melalui pemeriksaan X-Ray. Setelah lolos pemeriksaan X-Ray, bagasi itu kemudian berjalan melalui mesin scanner yang akan membaca barcode yang ditempel pada koper. Mesin scanner itu akan melakukan sortir otomatis. Scanner itu memisahkan barang berdasarkan ukuran, berat dan nomor penerbangan. Kemudian, mereka dimasukkan dalam kontainer koper.
Kemudian kontainer koper itu diantarkan melalui conveyor belt ke kontainer bagasi yang dekat dengan parkir pesawat. Kontainer bagasi itu dimuat di atas perut pesawat dengan alat hidrolik. Melihat koper-koper itu berjalan otomatis di conveyor belt seperti melihat wahana roller coaster di arena permainan yang naik-turun.
Sistem yang nyaris sama juga digunakan oleh Bandara Helsinki, Finlandia. Bandara Helsinki ini membuka sistem BHS pada Desember 2009 dan memiliki jalur conveyor belt lebih dari 10 km dan pada kapasitas puncak bisa memproses sekitar 7 ribu koper per jam.