TANGERANG – Joey Alexander menuai pujian dari berbagai kalangan dalam acara bergengsi Grammy Award. Begitu not terakhir ditekan, segenap hadirin, termasuk Taylor Swift, Bruno Mars, dan Herbie Hancock sontak berdiri dan bertepuk tangan.
Meski Joey tersingkir di dua kategori penghargaan musik Grammy, penampilannya malam itu menuai pujian. “You are definitely the star of the show!” kicau Sherina di Twitter.
Pada media sosial yang sama, sineas Joko Anwar menulis, Joey Alexander adalah harapan. "Karunia Tuhan"
Pianis bernama lengkap Josiah Alexander Sila itu lahir di Denpasar, Bali, pada 25 Juni 2003. Ibunya bernama Farah Leonora Urbach dan ayahnya bernama Denny Sila.
Kepada BBC, Joey mengaku orang tuanya yang memperkenalkan musik jazz sejak masih berusia dini. "Semuanya datang dari orang tua saya. Sebenarnya ayah saya bisa sedikit bermain piano dan gitar," kata Joey.
Pasangan Denny Sila dan Farah Leonora Urbach mengatakan talenta putra mereka adalah "karunia dari Tuhan".
Ucapan itu tidak berlebihan, mengingat Joey tidak belajar musik jazz secara formal di Bali. Alih-alih mengikuti les, Joey dibawa ayahnya bermain bersama sejumlah musisi jazz di Bali.
Penemuan bakat
Kepiawaian dan bakat Joey ditemukan pemain terompet jazz tersohor, Wynton Marsalis. Musisi tersebut menyaksikan penampilan Joey melalui video di YouTube pada 2014.
Marsalis pun menjalin kontak dengan Joey dan keluarganya lewat Facebook dan mengundang bocah tersebut bermain di Jazz at Lincoln Center, Amerika Serikat. Dari situ, Joey menunjukkan kebolehannya dari satu festival jazz ke festival lain di AS.
Penampilan Joey pun meyakinkan perusahaan rekaman Motema Records untuk mengontraknya. Pada 12 Mei 2015, album perdana Joey yang berjudul My Favourite Things diluncurkan. Usianya menginjak 11 tahun ketika itu.
Berkat album tersebut, nama Joey makin mentereng. Dia menjadi orang Indonesia yang menembus tangga album Billboard di AS dengan menduduki peringkat 174. Pada Januari 2016, album Joey berada di posisi 59.