TangerangNews.com

Pilkada Banten, Pengamat Soroti Media dan Partai yang Melempem

Denny Bagus Irawan | Jumat, 19 Februari 2016 | 10:31 | Dibaca : 3037


Ray Rangkuti (Istimewa / TangerangNews.com)


 

TANGERANG-Menjelang Pilkada di Provinsi Banten, sejumlah nama mencuat siap akan maju dan kembali bermunculan melalui spanduk, baliho serta berbagai macam cara.

Mulai dari Rano Karno sang Gubernur Banten saat ini, Andhika Hazrumy anggota DPR yang juga putra dari Ratu Atut Chosiyah, serta Wahidin Halim anggota DPR telah berserakan memajang wajah mereka di sejumlah jalan yang ada di Kota maupun Kabupaten yang ada di Banten.  

Baca Juga : Kumpulan Berita Pilkada Banten

Selain nama-nama yang sudah terlihat memasang baliho di jalan itu, satu nama lain yang terbilang baru muncul di Banten, yakni Tantowi Yahya.  

Bahkan nama mantan Juru Bicara Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Johan Budi juga sempat namanya digadang-gadang akan diminta oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) karena dianggap akan mampu membasmi praktek korupsi di daerah berjuluk ‘Tanah Jawara’ itu.  Selain itu tokoh masyarakat yang juga mantan Bupati di Lebak, Jayabaya juga dijagokan akan maju.  

Dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga akan memunculkan nama lama, Zulkieflimansyah yang pernah bersanding dengan Marissa Haque.  Atas fenomena tersebut, Ray Rangkuti pengamat politik menilai media harus kritis dan partai politik harus membangun kader.

“Jangan sampai masyarakat apatis dan merasa dibohongi proses Pilkada karena akan terjadinya kembali KKN, pamannya jadi bupati, tantenya jadi wali kota keponakan jadi gubernur. Ini berarti tak ada kaderisasi, medianya tak kritis, meski itu sah menurut hukum,” kata Ray, Jumat (19/2).
  

Ray melihat di Banten yang maju hanya orang yang  itu-itu saja, hal itu sebabkan partai yang tak berjalan menciptakan pruduk orang baru yang  berkualitas.

 Jika memang itu terjadi, ada beberapa bakal calon yang memang seperti tak ‘betah’ menjadi rakyat umum biasa.  

Dia juga menyinggung media yang tak kritis dalam menggambarkan kondisi Banten saat ini.  Bahkan dia meminta agar media tidak menjadi corong  kekuasan.  “Media memiliki perananan besar di sini,  yang kasian adalah masyarakatnya,” katanya.  

Dirinya juga menyinggung bakal calon yang ‘merapat’ ke salah satu calon dari keluarga  besar di Banten.  “Ada kubu yang dahulu mengkritisi dengan keras, tetapi sekarang ingin semacam mengajukan ‘prosposal’ agar digandeng dengan keluarga itu, meski itu legal karena ini politik, tetapi itu harus dipertanyakan saat dahulu dia mengkritisi karena apa, kok bisa dia menjilat ludahnya sendiri,” terangnya.

Sedangkan soal Johan Budi, dia menyampaikan rasa pesimisnya jika orang seperti Johan Budi  akan mendapatkan perahu untuk maju di Pilkada Banten.  “Karena siapa yang mau dukung dia, sudah dikenal anti korupsi, mana ada partai yang akan mendukungnya, dia akan menemui kesulitan untuk persoalan itu, “ tuturnya.