TangerangNews.com

Saatnya Pemuda Peduli Lingkungan & Pariwisata Lewat Tulisan

Putri Rahmawati | Selasa, 15 Maret 2016 | 18:56 | Dibaca : 5178


Komunitas Baret Hijau di Situ Gintung saat mengajak pemuda untuk peduli Lingkungan dan Pariwisata lewat menulis. (Dira Derby / TangerangNews.com)


 

TANGERANG SELATAN-Komunitas Peduli Lingkungan “Indonesia Baret Hijau” (IBH) mengajak pemuda untuk peduli Lingkungan dan Pariwisata lewat menulis.

 

Komunitas ini menyelenggarakan kegiatan Workshop Jurnalisme Pariwisata dan Lingkungan dengan tagline “Membangun Komitmen Untuk Lingkungan dan Gintung yang lebih baik”.

 

Berada di sekitaran area outbond Pulau Situ Gintung, Tangsel, yang diikuti oleh pemuda-pemdui yang ada di Jakarta dan Tangerang Selatan. Kegiatan ini berfokus pada pengembangan dan pelestarian Bendungan Gintung agar bencana tahun 2009 tidak terulang kembali.

 

Kegiatan ini diawali dengan perkenalan Komunitas Indonesia Baret Hijau yang baru dibentuk, karena euforia Gerakan Bebas Sampah yang baru-baru ini diselenggarakan di Indonesia, maka muncullah komunitas ini yang berada di Ciputat, Tangerang Selatan.

 

“ Kebetulan karena kita lahir di Ciputat dan  Bendungan Gintung merupakan tempat yang dulu sempat memakan korban ratusan orang, serta gerakan bebassampah2020 menjadi faktor keinginan kami untuk membuat komunitas yang fokus pada Lingkungan dan Pariwisata Indonesia”, jelas Rizki Syahputra Koordinator IBH.

Menulis merupakan cara terbaik untuk menyuarakan aspirasi, lewat tulisan kita bisa menyampaikan apa yang kita inginkan dari perubahan, termasuk perubahan Lingkungan dan Pariwisata yang lebih baik. Bukan saatnya lagi saling menyalahkan, melalui tulisan penulis diajak utnuk mampu menyampaikan masalah dan menyampaikan solusi, agar bisa tersampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab dalam Pelestarian Lingkungan dan Pariwisata supayadapat bekerja secara maksimal.

“Tak perlu lagi menyalahkan sesuatu dari apa yang telah dilakukakn beberapa pihak, sudah saatnya kita mulai merubah sesuatu dari diri kita sendiri. Dengan mengajak pemuda-pemuda Indonesia lebih aktif lagi dalam budaya membaca dan menulis, kiranya dapat meminimalisirkan kewalahan pemerintah dalam penanganan Pelestarian Lingkungan dan Pariwisata”, ujar Rizki saat mengajak peserta berdiskusi terkait dengan Lingkungan dan Pariwisata Bendungan Gintung.

Gintung merupakan salah satu dari banyaknya bendungan yang ada di daerah Jawa, Gintung juga pernah mengalami masa lalu yang sangat memperihatinkan, tahun 2009 tanpa sadar dan tanpa penyebab apapun semenjak gintung ini di desain pada tahun 1933 oleh Belanda mengalami jebol pada tanggulnya.

 

 Ratusan orang meninggal akibat kedashyatan air dari aliran Sungai Cisadane ini. Ini menjadi perhatian Komunitas “Indonesia baret Hijau” agar kejadian Jebolnya tanggul tidak Terulang lagi dengan cara menjaga dan merawat seluruh aspek yang ada di Bendungan Gintung dan lebih ke arah penyadaran kepada pemerintah setempat untuk tetap terus mengelola Gintugn dengan baik.

 

“Harapan kedepan kegiatan ini bisa menjadi tempat untuk pemuda-pemuda Indonesia, khususnya pemuda di sekitar Gintung lebih memperhatikan Lingkungan dan Pariwisatanya agar tidak rusak dan terus dijaga, karena pada dasarnya “Alam Ini Bukan Warisan Nenek Moyang, Tetapi Titipan Anak Cucu”, serta mengajak pemuda untuk segera mengambil sikap untuk mau menuliskan hal-halnya dirasakan harus ditulis dan disampaikan kepada khalayak banyak terkait dengan Lingkungan dan Pariwisata”, tambahnya Rizki saat menutup kegiatan tersebut dengan dilanjutkan Petisi untuk komitmen menjaga Lingkungan dan Gintung yang lebih baik.