TANGERANG-Petugas kepolisian akhirnya mendapati keterangan terduga pembunuh Enno Parinah,18, yang kemaluannya dimasukkan pacul di Kosambi, Kabupaten Tangerang saat berada di dalam mess-nya.
Terduga diketahui bernama Rahmat Alim pelajar SMP yang masih berusia 15 tahun, warga Gang Mushola Mustaddin, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
Korban dengan terduga baru kenal kurang lebih satu bulan. Kemudian pada malam kejadian, Kamis (12/5/2015) sekitar pukul 23.30 WIB, tersangka dan korban sepakat janjian untuk bertemu di kamar korban yakni di mess PT. Polita Global Mandiri.
Setelah bertemu, keduanya pun bercumbu. Namun, saat itu Rahmat ingin menyetubuhi korban. Ajakan tersebut ditolak oleh korban karena korban takut hamil.
Mendengar itu, Rahmat kesal, kemudian dia keluar dari kamar korban. Pada keterangan Rahmat menuturkan, ketika dia keluar dari kamar korban, dirinya bertemu dengan dua orang pria, yang berinisial RA dan IH.
Dirinya lalu ditanya. “Ngapain loh di sini, lu pacarnya Indah emang,” ujar Rahmat menirukan omongan salah seorang dari RA dan IH. Indah, kata Rahmat, adalah nama lain atau nama alias dari korban.
Kemudian Rahmat menjawabnya. “Bukan bang, saya bukan pacarnya,” aku Rahmat.
Menurut Rahmat, tiba-tiba saat itu Rahmat diajak kedua orang tersebut ke dalam kamar korban. “Mungkin mau mastiin,” kilah Rahmat.
Selanjutnya, begitu masuk, pria yang berinisial IH langsung mendekap wajah korban dengan menggunakan bantal dan menyuruh Rahmat mencari pisau di dapur.
Karena di dapur tidak ada pisau, selanjutnya Rahmat keluar kamar dengan maksud mencari benda lain selain pisau, kemudian Rahmat melihat cangkul yang berada tidak jauh dari kamar korban.
Kemudian Rahmat mengambil cangkul tersebut dan kembali lagi ke kamar korban.
Saat itu, kata Rahmat, sampai di dalam kamar dengan membawa cangkul, Rahmat melihat orang yang berinisial IH masih mendekap wajah korban dengan menggunakan bantal. Sedangkan orang yang berinisial RA memegangi kaki korban.
Selanjutnya IH menyuruh Rahmat untuk memukulkan cangkul tersebut kepada korban, dan dirinya menuruti perintah IH memukulkan cangkul tersebut ke korban dan mengenai bagian wajah korban.
Rahmat sempat keluar karena geli melihat kondisi korban berlumuran darah. Namun Rahmat kembali masuk untuk memastikan korban sudah meninggal atau belum.
Melihat korban masih bernafas. Rahmat yang masih kesal dengan perlakuan korban yang menolak diajak berhubungan badan, langsung menggigit payudara korban sebelah kiri hingga membekas.
Setelah korban tidak berdaya, kemudian RA menyuruh Rahmat untuk memegangi kaki korban sebelah kanan dan membukanya.
Setelah posisi korban mengangkang, selanjutnya RA menancapkan gagang cangkul tersebut ke kemaluan korban hingga korban meninggal dunia. Kemudian, Rahmat merampok ponsel milik korban.