TangerangNews.com

Ini Kode Enno Saat di Kamar kepada Pelaku

Denny Bagus Irawan | Selasa, 17 Mei 2016 | 20:00 | Dibaca : 29110


Polisi gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Tangerang, dan Polsek Teluk Naga melakukan rekontruksi pembunuhan dan pemerkosaan dengan korban Enno Parinah, 18, di dalam mess PT Polyta Global Mandiri, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tang (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)


TANGERANG-Petugas Polda Metro Jaya telah melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Enno Pariah,18, perempuan yang diperkosa kemudian dibunuh hingga kemaluannya ditancap dengan pacul di alat vitalnya, Selasa (17/05/2016).

Setidaknya 31 adegan yang diperagakan oleh tiga pria yang telah menjadi tersangka pada peristiwa yang terjadi pada Kamis (12/5/2016) malam.

Rekonstruksi dilakukan di tempat kejadian perkara (TKP), mess karyawan PT Polyta Global Mandiri, Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Di dalam kamar tersebut, tersangka bekerja sama memerkosa dan membunuh Enno Parinah.

"Awalnya, tersangka Rahmat Alim datang ke kamar mess si korban. Mereka sebelumnya sudah janjian dan Rahmat memang baru pertama kali datang ke sana," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP AKBP, Eko Hadi Santoso.

Karena Rahmat baru pertama kali berkunjung ke kamar mess-nya, korban memberi kode tertentu agar Rahmat mengetahui kamarnya.

“Jadi pintu kamarnya dibuka sedikit, Rahmat pun akhirnya masuk ke dalam kamar,” jelasnya.  

Setelah itu mereka kemudian bercumbu, yang sejurus kemudian Rahmat tak bisa menahan nafsunya untuk minta berhubungan badan dengan korban. Ajakan itu ditolak korban dengan alasan takut hamil.

"Terus si Rahmat keluar. Di luar, dia ketemu sama Rahmat Arifin dan Imam. Tiga-tiganya sama-sama belum kenal. Arifin tanya, Rahmat ini siapa, dan habis ketemu siapa di dalam," tutur Eko.

Rahmat mengaku habis menemui pacarnya yang bernama Indah. Kepada Rahmat, Enno memang mengaku namanya adalah Indah.

Sedangkan Arifin yang sebenarnya sudah kenal dengan Enno bingung siapa Indah yang dimaksud. Atas permintaan Arifin, Rahmat pun diajak ke dalam untuk memperlihatkan mana Indah yang dimaksud.

Ketika kembali ke kamar Enno, ketiganya langsung membekap Enno dengan kain dan bantal. Arifin memegang kaki Enno, sementara Imam memegang tubuh bagian atas Enno. Posisi korban sendiri saat itu dibaringkan di ranjang miliknya. Dari sana, penyiksaan terhadap Enno dimulai.

Ada beberapa adegan yang dijelaskan dengan detil oleh penyidik saat rekonstruksi.

Seperti ketika Rahmat sempat keluar mencari pisau di dapur mes, namun tidak ketemu. Sementara Rahmat mencari pisau hingga akhirnya mendapatkan pacul, Arifin memperkosa Enno di dalam kamar. Adegan pemerkosaan tersebut disaksikan oleh Imam, yang masih memegang tubuh EF dari atas.

"Pemerkosaan berlangsung sekitar dua menit, habis itu RA kembali ke kamar korban bawa pacul. Pacul didapat dari rumah kosong yang jaraknya beberapa meter dari TKP," ujar Eko.

Pacul itu kemudian digunakan untuk memukul kepala Enno. Imam yang berada di atas Enno juga sempat menggunakan garpu untuk melukai wajah Enno. Setelah melukai Enno, para tersangka bahkan sempat mengelap darahnya.

Kondisi Enno masih setengah sadar. Saat masuk adegan pembunuhan, Arifin terlihat menyuruh Rahmat membawa pacul yang telah berada di dalam kamar tersebut untuk ditancapkan ke alat vital Enno hingga tewas.