Oleh: Dina Aulia Meiliana Nurhayat
Di dalam era Globalisasi pada saat ini, ternyata isu mengenai tingkat pendidikan menjadi salah satu topik yang sangat menarik dan juga sangat relevan untuk dibicarakan di kalangan masyarakat pada saat ini. Karena, proses memeroleh pendidikan mempunyai peranan besar untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu perubahan pada pola sikap seseorang untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Tetapi pada kenyataannya, pandangan terhadap kaum wanita di lingkungan masyarakat tertentu di Indonesia pada saat ini masih terlihat sangat minim. Di lingkungan tertentu, kaum wanita bahkan tidak mendapatkan perhatian untuk memeroleh pendidikan sebagaimana mestinya. Bahkan ada juga kaum wanita yang tidak diberikan kesempatan untuk memeroleh pendidikan seperti layaknya kaum pria, apakah hal ini petanda bahwa pendidikan tidak penting bagi kaum wanita?
Pendidikan sangat penting untuk menunjang hidup seseorang, salah satunya yaitu untuk menunjang karir khususnya bagi seorang pria. Walaupun pada kenyataannya seseorang dapat sukses dalam berkarir tanpa melewati jenjang pendidikan, namun sebaiknya seseorang di tunjang dengan pendidikan karena hal tersebut akan lebih baik. Selain untuk menunjang karir seseorang, pendidikan juga berfungsi untuk memperbaiki pola pikir, memperbanyak relasi, dan menambah wawasan yang mungkin akan berguna untuk diri sendiri, keluarga, sahabat, orang lain, dan khusunya bagi seorang suami apabila suatu saat nanti seorang wanita akan menjadi istri.
Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang tentang wanita dan pendidikan. Beberapa pejuang kaum wanita Indonesia yang ikut serta dalam aktivitas politik dan pendidikan yaitu Cut Nyak Dien, Martha Tiahahu, Yolanda Maramis, dsb. Sedangkan R.A Kartini dan Dewi Sartika adalah orang yang memperjuangkan hak-hak wanita untuk memperoleh pendidikan yang setara. Hal ini sudah membuktikan bahwa para pahlawan kita telah memikirkan kondisi wanita pada saat itu dan ingin memperbaiki nasib wanita dengan melakukan tindakan-tindakan yang nyata. Hal ini dilakukan karena para pejuang kaum wanita di Indonesia pada saat itu sudah memikirkan betapa pentingnya arti pendidikan bagi kaum wanita.
Menurut (Subadio & Ihromi, 1978) pendidikan untuk kaum pria mempunyai kegunaan yang langsung terlihat dan bersifat ekonomis. Pendidikan kaum wanita lebih penting artinya untuk pendidikan bangsa dan dengan demikian secara tidak langsung mendorong dengan kuat perkembangan sosial dan ekonomi bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, seharusnya kaum wanita tidak pernah bosan dan menyerah untuk terus memperjuangkan hak-hak wanita.
Tetapi di Indonesia ini tidak sedikit juga orang yang berpikir bahwa pendidikan tidak terlalu penting bagi wanita, karena bila pada saatnya nanti seorang wanita menikah dan menjadi seorang istri, maka wanitalah yang akan diberikan nafkah oleh suaminya, bukan malah wanita yang memberikan nafkah kepada suaminya. Bahkan ada juga yang tidak diberikan kesempatan untuk memperoleh kesempatan pendidikan seperti kaum pria. Yang lebih disayangkan lagi, masih banyak juga kaum wanita yang merasa bahwa dirinya masih kurang dari kaum pria. Dan ada juga kaum wanita yang masih mempunyai tanggapan “Untuk apa sekolah susah-susah kalau nantinya hanya mengurus anak?”.Memang benar bahwa saya juga tidak ragu sedikitpun mengenai istilah “ujung-ujungnya wanita pasti kembali ke dapur juga”. Karena semua itu adalah realita yang memang sulit untuk dibantahkan.
Perempuan dianggap berada diposisi paling lemah untuk memperoleh kesempatan pendidikan yang lebih terbatas dibandingkan dengan laki-laki (Sitoresmi & Ilmiah, 2009). Sampai saat ini masih banyak perempuan yang belum memiliki kesempatan besar untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Hal ini mungkin terjadi karena adanya alasan ekonomi, keluarga, dan juga budaya yang menjadi salah satu faktor utama yang membatasi wanita untuk memperoleh kesempatan pendidikan.
Fakta-fakta tersebut merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu dampak dari perubahan didalam masyarakat, karena banyaknya perbedaan persepsi antara kaum wanita dengan masyarakat awam lainnya terhadap penilaian tentang pendidikan. Perbedaan persepsi untuk memperoleh kesempatan pendidikan bagi wanita tidak lepas dari latar belakang dan budaya yang ada di masyarakatnya. Padahal, pendidikan merupakan hak bagi setiap orang baik pria maupun wanita. Tetapi sulit kita pungkiri apabila ada yang berpendapat bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan dan persamaan hanya sampai pada batas spritual saja dan masyarakat dibiarkan untuk membuat batasan-batasan berdasarkan gender.
Perempuan memiliki peranan yang sangat penting dan fungsi yang sangat kuat di dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Tetapi sayangnya, masih banyak wanita yang belum bisa memainkan peran dan fungsinya dengan baik. Ini diakibatkan karena faktor kemisikinan. Dan faktor tersebut terjadi akibat rendahnya tingkat pendidikan bagi kaum wanita. Terdapat dua aspek yang menjadi faktor utama untuk lebih memberdayakan kaum wanita, yaitu aspek pendidikan dan aspek ekonomi. Kebijakan pendidikan dan ekonomi ini harus sangat diperhatikan oleh kaum wanita. Karena jika seorang wanita memiliki status ekonomi yang kuat,dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi maka wanita tersebut akan mendapatkan peranan dan fungsi yang sangat penting untuk keluarga dan lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan adalah salah satu jalan yang menjadikan perempuan sebagai agen perubahan, bukan sekedar penerima pasif program-program pemberdayaan. Pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan perempuan memiliki independensi (kemandirian) ekonomi dengan bekerja baik di luar maupun di dalam rumah tinggalnya (Khayati, n.d.). Dari definisi tersebut, maka seharusnya tidak ada lagi alasan untuk mendiskriminasikan atau menelantarkan pendidikan bagi kaum wanita. Dan wanita tentunya juga mempunyai hak untuk belajar di bidang apa saja.
Secara alamiah, memang benar pria berbeda dengan wanita, baik secara fisik maupun secara psikologi. Jika dilihat secara fisik, tentu sangat terlihat jelas perbedaannya. Oleh karena itu, wajar jika masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa wanita harus hidup dilingkungan keluarganya, supaya rumah tangganya lebih tentram, damai, bahagia, dan sejahtera. Demikian juga dengan pria, pria mempunyai tugas untuk mencari nafkah dan bekerja untuk keluarga, sedangkan wanita sebagai pengelola dan pengatur di dalam rumah tangga.
Seiring dengan perkembangan zaman, tugas wanita memang masih tidak bisa lepas dari tanggung jawab sebagai pengelola dan pengatur di dalam rumah tangganya. Apabila suatu saat nanti seorang wanita menjadi istri, maka wanita tersebut akan memiliki anak-anak yang tentunya lebih dekat dengan ibunya dibandingkan dengan ayahnya. Ini dikarenakan sebagian besar waktu seorang ibu adalah di rumah, sehingga waktu untuk bersama anak-anaknya pun lebih banyak dibandingkan suaminya.
Seorang wanita juga harus memiliki pengetahuan yang sangat luas agar wanita tersebut dapat mebuat perencanaan, lalu melakukan suatu perencanaan tersebut, dan dapat mengevaluasi pengelolaan didalam keluarganya dengan baik. Agar dapat tercapainya suatu keadaan dimana kedamaian dan ketentraman, serta kebahagiaan dapat diciptakan secara kondusif di dalam keluarga, karena sudah terpenuhinya kebutuhan lahir maupun batin pada setiap anggota di dalam keluarga tersebut.
Wanita mempunyai peranan yang sangat penting untuk anak dan keluarganya. Tidak hanya itu, seorang wanita juga dapat berkontribusi lebih di dalam lingkungan dan masyarakatnya jika wanita tersebut memiliki pendidikan yang tinggi. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa wanita tersebut dapat lebih bermanfaat dan berkah untuk orang-orang yang ada disekitarnya.Bukankah kita hidup memang untuk mencari keberkahan Tuhan kita masing-masing?
Otak dan hati yang dimiliki seseorang mempunyai kapasitas yang sangat jauh lebih banyak dari apa yang kita bayangkan selama ini. Jadi, jika kita mampu menguasai banyak bidang. Mengapa harus terpaku hanya dalam 1 bidang saja? Bahkan, otak dan hati kita bila semakin di asah maka akan semakin berfungsi dengan baik juga.
Pada akhirnya, perempuan memang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan ini. Seharusnya kaum wanita juga tidak boleh bosan dan menyerah untuk terus memperjuangkan hak-hak wanita, terutama hak pendidikan bagi wanita. Jadi, untuk kaum wanita yang ada di negeri ini, marilah kita mempunyai semangat yang berkobar untuk memperoleh kesempatan berpendidikan yang tinggi.
Tahukah kalian, bahwa wanitalah yang menentukan kemajuan pada suatu negeri. Karena jika wanita di suatu negeri baik maka akan baiklah negeri itu, tapi jika wanitanya rusak maka rusak pulalah negeri itu.Apakah kita akan tetap membiarkan wanita-wanita di Indonesia tidak memiliki bekal pendidikan yang cukup untuk keluarga dan anak-anaknya nanti, dan apakah kita akan diam saja bila negeri yang kita cintai ini hancur begitu saja?