TangerangNews.com

Melihat 'Kawin Lari' Wahidin Halim-Putra Atut

Denny Bagus Irawan | Sabtu, 17 September 2016 | 14:00 | Dibaca : 14154


Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011, saat pengundian nomor urut. (tangerangnews / fuad)


TANGERANGNews.com-Bakal calon pasangan gubernur Banten, Wahidin Halim dan wakilnya putra Ratu Atut Chosiyah (mantan gubernur Atut yang kini ditahan karena kasus suap) Andhika Hazrumy belum juga melakukan deklarasi meski kabarnya pasangan itu telah mendapat restu dari partai Demokrat, Golkar, PKS dan Hanura.

 

Setelah sekian lama keluarga Wahidin selalu melawan dan kalah dengan keluarga Ratu Atut Chosiyah. Namun, pada Pilkada 2017 ini, Wahidin menikah dengan Andhika.

 

Berdasarkan catatan TangerangNews.com, keluarga Atut memang menjadi mimpi buruk bagi keluarga Wahidin yang ingin maju dalam Pilkada.

Marissa

Misalnya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sang adik Wahidin yakni Achmad Suwandhi (saat itu birokrat di Pemkab Tangerang) kalah karena hampir semua partai diborong  Airin Rachmi Diany adik ipar Atut. Padahal dia telah mendeklarasikan diri maju bersama Marissa Haque pada 2010 lalu.

Suwandhi Senin (16/08/2010) silam mengaku menemukan, ternyata vonis masyarakat terhadap pragmatisme “uang” pada partai politik terbukti.

 

Parpol memasang tarif yang sangat mahal agar bisa mengusung dan daftar di KPU. Hal ini, menurutnya,  sangat bertolak belakang dengan misi Suwandhi-Marissa untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

 

 “Kami mohon maaf tidak bisa ikut pada ajang demokrasi Pilkada Tangsel, karena pihak partai politik memasang harga yang sangat tinggi dan mahal yang diluar kewajaran (logika),” ujar Ahmad Suwandhi.

 

Dia mengaku tidak mau menjadi koruptor karena perhelatan pilkada selalu diwarnai praktek kotor. Itu dia katakan sebelum akhirnya kembali kalah juga pada Pilkada Kabupaten 2012 dengan Ahmed Zaki Iskandar-Hermansyah.

Wahidin pun yang kala itu masih menjadi Wali Kota Tangerang sangat bersemangat mendukung Adiknya itu. Dia mengaku mendukung penuh Achmad Suwandhi.

“Saya mendukung adik saya,” ujarnya Rabu (28/7/2010).

ok

Tak hanya itu, Wahidin pun juga selalu ‘nyinyir’ kepada Atut sebelum akhirnya melawan Atut di Pilkada Gubernur 2011 lalu.

Wahidin yang kalah, menuduh Atut kepada Mahkamah Konstitusi telah melakukan money politics, dan menggerakan keberpihakan birokrasi termasuk KPU Banten. Dia juga mengaku pernah menolak mentah-mentah keluarga Atut yang menawarkan dia untuk menjadi wakilnya lantaran dianggap korup.

Kepada pemberitaan di Tempo, Wahidin juga menyebut,  sangat mendukung KPK untuk memberikan efek jera kepada keluarga Atut agar bisa menghentikan sepak terjang dinastinya.

  
"Saya dukung KPK, mudah-mudahan sadar. Ini akan menjadikan efek jera," ujar Wahidin, yang pernah menjadi calon Gubernur Provinsi Banten pada 2011 lalu.

Wahidin menanggapi biasa saja terkait penangkapan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik Ratu Atut yang dicokok komisi anti-rasuah, 3 Oktober 2013 lalu.  Dengan ditangkapnya Wawan, Wahidin menilai akan menghentikan sepak terjang Wawan dan Atut dalam mengendalikan kekuasaan dinasti.

"Ya, menjadikan kehilangan kekuasaan dan Atut tersungkur," kata Wahidin Rabu, 9 Oktober 2013.

Namun, kini keduanya akhirnya menikah. Wahidin tidak bisa kawin kemudian lari begitu saja dengan kata-katanya sebelumnya yang menentang Atut. Sebab, dia menjadi punya nilai, karena dianggap keras dengan keluarga Atut.