TANGERANGNews.com-Pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta memulai pengerjaan kereta tanpa awak (Automated People Mover System) sejak September 2016.
Penandatangan kontrak kerja sama telah dilakukan antara PT Len Industri dan PT Angkasa Pura II telah dilakukan pada 1 September 2016.
Nilai investasi APMS yang akan selesai dikerjakan selama 300 hari mencapai Rp531 miliar itu akan digunakan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Nantinya, moda transportasi tersebut akan memutar keseluruh terminal, seperti Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan connecting building yang menjadi penghubung antar terminal dengan pusat perbelanjaan yang berada di tengah-tengah Terminal.
“Kalau saat ini bisa dikatakan moda transportasi tersebut seperti Shuttle bus, kedepan itu tidak ada lagi diganti menjadi APMS,” tutur Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta, M Suriawan Wakan, Rabu (19/10/2016).
Panjang lintasan kereta tanpa awak tersebut 2,98 kilometer dengan memiliki sistem teknologi sinyal modern atau dikenal dengan Communication Based Train Control (CBTC).
Proyek yang ditarget akan selesai pada pertengah tahun 2017 itu nantinya akan dilengkapi dengan dua trase atau rel serta lima shelter. Masing-masing shelter terdapat di Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 serta di connecting building.
“Khusus di Terminal 3 terdapat dua shelter, jadi total terdapat lima shelter,” tutur Wakan.
Pada saat pengoperasian nanti, akan ada tiga armada yang akan melayani penumpang. Masing-masing armada nantinya terdapat dua gerbong dengan kapasitas 176 penumpang satu armada.
Penumpang juga dijanjikan tidak akan menunggu terlalu lama saat menunggu kereta tanpa awak tersebut dengan view keindahan bandara.
“Kita atur setiap lima menit sekali, tetapi itu tergantung jumlah penumpang dengan melihat kebutuhan penumpang,” katanya.