TangerangNews.com

Perahu eretan Tangerang, berbahaya tapi dibutuhkan

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 17 April 2017 | 17:00 | Dibaca : 3285


Tampak perahu eretan salah satu moda transportasi alternaif bagi warga yang hendak menyebrangi sungai Cisadane, Senin (17/4/2017). (@TangerangNews.com 2017 / Rangga A Zuliyansyah)


TANGERANGNEWS.com-Perahu eretan merupakan salah satu moda transportasi alternaif bagi warga yang hendak menyebrangi sungai. Warga Tangerang sendiri kerap menggunakan perahu ini untuk bolak balik antara Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang dengan Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang yang dibelah oleh Sungai Cisadane.

Meski tidak ada jaminan dari aspek keselamatan jika menaiki transportasi tradisional ini, namun banyak warga yang terpaksa menggunakannya dari pada harus memutar jauh untuk menyebrangi sungai.

"Memang adanya begitu, dari dulu juga engga pernah ada masalah. Kalau ajal mau dikata apa," cetus Herman pengguna eretan, Senin (17/4/2017).

Dia mengaku kerap menggunakan perahu eretan untuk pergi bekerja. Untuk sekali nyebrang pengguna jasa eretan harus mengeluarkan biaya Rp2 sampai 3 ribu untuk satu motor.  "kalau boncengan Rp3 ribu," jelasnya.

#GOOGLE_ADS#

Anwar, pekerja eretan yang ada di RT 01/02 Kedaung Baru, Kecamatan Neglasari mengakui jika tak ada satupun perlengkapan keselamatan yang dimiliiki kapal eretan tempatnya bekerja.  Namun pihaknya memastikan penumpang eretan akan sampai dengan selamat ke sebrang sungai yang dituju. "Filling aja, kalau cuaca normal, air sungai tidak banjir (sedang tinggi) Insya Allah aman," katanya.

Meski begitu, dia menyadari bahwa moda penyebrangan sungai miliknya harus mementingkan keselamatan penumpang dan semua awak eretan. "Pokoknya kalau banjir kita tidak jalan. Itu udah pasti, sewa (penumpang) juga ngerti tidak bakal maksa. Kita juga maksimal angkut 30 motor sekali jalan," bilang dia.

Pihaknya juga membatasi penupang eretan jika air sungai sedang tinggi dia. Jiak biasanya bisa 20 motor saat arus normal, namun saat arus deras hanya 10 motor saja. "Lebih dari itu engga berani, makanya antrian bisa panjang. Tapi mending begitu daripada ngorbanin yang lain," ucapnya.

Menurut pengakuan Anwar yang juga asli warga Kedaung Baru, keberadaan eretan untuk moda penyebrangan sungai Cisadane di Tangerang sejak puluhan tahun lalu.  "Sudah puluhan tahun, dari jamanya duit sen-senan," ucap dia yang baru 5 tahun menjadi pekerja kasar di eretan.