TangerangNews.com

Jumlah Pengangguran di Kabupaten Tangerang Disebut Meningkat

Mohamad Romli | Minggu, 12 November 2017 | 20:00 | Dibaca : 2603


Ade Awaludin (baju putih) saat reses di Kronjo, Kabupaten Tangerang, Jumat (10/11/2017). (@TangerangNews 2017 / Mohamad Romli)


TANGERANGNEWS.com- Meskipun Kabupaten Tangerang dikenal dengan kota 1001 industri. Namun jumlah pengangguran terus meningkat. Pasalnya terjadi ketimpangan antara jumlah kebutuhan tenaga kerja disektor formal, dengan jumlah angkatan kerja.

Akibatnya mereka yang sudah menamatkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) maupun perguruan tinggi tak mendapatkan garansi langsung bisa bekerja.  Hal ini juga yang mengemuka dalam reses ketiga tahun 2017 anggota DPRD Provinsi Banten, Ade Awaludin, di Kecamatan Kronjo, Jumat (10/11/2017).

Dalam reses yang  dihadiri peserta dari kalangan pemuda, mahasiswa, beberapa tokoh pemuda Pantura, pegiat pemberdayaan sosial, pegiat kepemudaan, pegiat pemberdayaan perempuan serta ibu-ibu setempat tersebut, Ade dihujani curhat dari pemuda terkait sulitnya mendapatkan pekerjaan. 

Kepada awak media, politisi dari partai Gerindra tersebut mengatakan, untuk mengatasi persoalan krisis lapangan pekerjaan tersebut, sebagian besar peserta mengusulkan perlu peningkatan program pemberdayaan untuk kelompok pemuda dan kaum perempuan. 

"Umumnya mereka menyampaikan bahwa soal infrastuktur sudah lebih baik. Namun soal banyaknya pengangguran produktif yakni tamatan SMK dan SMA, juga lulusan Perguruan Tinggi menjadi keresahan dan keputusasaan masyarakat," ujarnya. 

Dalam kegiatan tersebut juga, anggota Komisi V DPRD Banten tersebut berjanji akan memperjuangkan aspirasi masyarakat tersebut.

#GOOGLE_ADS#

Sebagai mitra kerja Dinas Kepemudaan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, ia akan mendorong pihak Provinsi Banten juga Pemkab Tangerang agar kegiatan pemberdayaan dilakukan lebih komprehensif dan terintegrasi, sehingga bisa menjadi solusi mengatasi pengangguran.

"Kegiatan-kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan komprehensif dan terintegrasi dengan dunia pasar, jangan hanya seremonial apalagi tidak tepat sasaran," tegasnya. 

Dalam kesempatan itu, Ade juga kepada peserta menawarkan satu gagasan untuk membentuk wadah diskusi usaha atau enterpreneurship bagi pemuda dan mahasiswa.

Forum tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menggali potensi serta peluang bagi wirausaha pemula. Melalui forum tersebut juga diharapkan, tantangan yang biasa dihadapi wirausaha pemula bisa teratasi. 

"Wirausaha pemula biasanya mudah mengalami guncangan dan jalan buntu, karena itu forum-forum diskusi dan motivasi perlu ada agar tercipta suasana saling menguatkan dan membesarkan," terangnya. 

Terkait dengan forum tersebut, Ade mengusulkan agar Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) menjadi garda terdepan untuk melahirkan wirausaha-wirausaha dari kalangan pemuda dan mahasiswa. 

"Saya usulkan agar Himata menjadi yang terdepan, jadi nama forumnya bisa Himatapreneur," tukasnya(DBI/HRU)