TangerangNews.com

Kisah Pencarian Sonil dan PAUD Pena Sindang Jaya

Mohamad Romli | Senin, 12 Maret 2018 | 19:00 | Dibaca : 2140


Siswa PAUD Pena (@TangerangNews / Mohamad Romli)


TANGERANGNEWS.com-Siang itu, wajah Madsoni berkaca-kaca.  Dia menahan haru sekaligus bahagia. Pria salah satu penggiat gerakan literasi di Kabupaten Tangerang itu seolah bermimpi. Sebab, lembaga Pendidikan Usia Dini (PAUD) Pena yang turut dibidaninya, segera memiliki ruang belajar sendiri.

Sonil demikian dia akrab disapa, memang  sangat konsen menumbuhkembangkan minat anak-anak belajar sejak dini.  Gagasan itu muncul ketika ia bersama rekan-rekannya mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Himata sejak 2010 lalu. Baca Juga : KPK Tangkap Tangan Panitera Pengganti di PN Tangerang

Saat itu, mereka yang kerap datang untuk belajar mengisi waktu luang atau bermain diantaranya anak-anak usia dini. "Jujur saja, karena semangat mereka untuk belajar lah  yang mengilhami kami untuk mendirikan PAUD Pena," ujarnya, Senin (12/3/2018).

Maka tak berfikir panjang, mereka pun merealisasikan gagasan itu dengan jumlah murid awal hanya sekitar lima peserta. "Fasilitas belajarnya kami gunakan gubuk milik PKBM Himata," tambahnya.

Meski didera serba kekurangan fasilitas. Sonil bersama para pendiri lain tak pernah putus asa. Apalagi, pada tahun selanjutnya, Sonil mendapat kepercayaan dari para orang tua. “Jumlah peserta didik terus bertambah, kami dipercaya.” 

"Akhirnya tahun 2012 kami urus izin operasionalnya ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Alhamdulilah keluar surat izin itu," terang Sonil seraya tersenyum. 

Meski demikian, ia tetap memikirkan kelanjutan programnya. Karena sedari awal didirikan hingga tahun ketiga, kegiatan di PAUD itu tidak memungut biaya sepeser pun dari orang tua murid. Bahkan untuk kelengkapan siswa seperti buku Iqra, mereka menguasahan pengadaannya sendiri.

Setelah tiga tahun, orang tua murid pun berinisiatif untuk iuran untuk biaya operasional yang nominalnya Rp1.000 per hari. Dana itu pun jika dibandingkan dengan kebutuhan masih jauh dari mencukupi. Mimpi mereka untuk memiliki gedung sendiri pun masih perlu perjalanan panjang.

"Jumlah siswa terus bertambah, terakhir sekitar 60 anak. Tapi kegiatan masih menumpang di fasilitas TBM," tutur Sonil seraya menghela nafas dalam.

Doa pria yang juga pegiat motor literasi (Moli) Kabupaten Tangerang itu dikabulkan. Salah satu yayasan yang mereka kenal melalui akun sosial media memberikan jawaban setelah lima tahun yang lalu mereka berkabar tentang aktivitas di PAUD tersebut.

"Alhamdulilah, Yayasan Hati Gembira sebagai salah satu penyalur dana CSR dari donatur Alfamart mau membantu kami," kata Sonil.

#GOOGLE_ADS#

PAUD tersebut akan mendapatkan bantuan dua unit ruang kelas serta toilet. Maria, selaku perwakilan Yayasan Hati Gembira saat sosialisasi rencana pembangunan itu mengukapkannya di depan orang tua anak didik. 

"Kami paham betul bahwa PAUD Pena ini perlu ruang kelas baru. Diharapkan dengan ruang kelas yang akan di bangunkan, bisa meningkatkan kualitas anak bangsa di masa yang akan datang,” tutur Maria. 

Yayasan tersebut, kata Maria salah satu fokusnya disektor pendidikan dengan membangun ruang kelas belajar (RKB), serta kegiatan yang memberi dampak positif bagi masyarakat seperti pelatihan atau pembinaan mutu pendidikan dan guru.

Maria berharap, program CSR itu dapat membantu meningkatnya kualitas pendidikan yang bermutu. Sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia pun turut meningkat.

"Semoga kiprah ini menjadi salah satu pijar bagi usaha kita meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," tukasnya.(DBI/RGI)