TangerangNews.com

Pelihara 11 Ekor Anjing, Rumah Perempuan Bercadar di Geruduk Warga Pamulang

Yudi Adiyatna | Rabu, 4 April 2018 | 07:00 | Dibaca : 9690


Suasana di kediaman Hesti Sutrisno, 38, seorang perempuan bercadar yang tinggal di komplek Pondok Benda Residence, Blok B3 Nomor 9, RT02/2, Jalan Salak, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (3/4/2017) sore. (@TangerangNews / Yudi Adiyatna)


TANGERANGNEWS.com-Kediaman Hesti Sutrisno, 38, seorang perempuan bercadar yang tinggal di komplek Pondok Benda Residence, Blok B3 Nomor 9, RT02/2, Jalan Salak, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (3/4/2017) sore digeruduk warga.

Warga yang terdiri dari puluhan ibu-ibu dan didampingi ketua RT ini memprotes lantaran keberadaan 11 ekor anjing peliharaan di rumah Hesti tersebut dianggap mengganggu kenyamanan warga sekitar.

Awalnya, sempat terjadi perdebatan hangat dalam mediasi antara pihak keluarga Hesti, aktivis dari LSM Garda Satwa Indonesia dan perwakilan warga yang hadir. Beruntung, Ketua RT02, Hasyim Maskur, 39, berhasil mencairkan suasana.

"Ibu (Hesti) nggak ngerti dengan keresahan warga di sini, bau dari kotorannya itu benar-benar menyengat bu, kita sudah kasih tahu dari dulu, belum lagi kalau anjingnya dilepas itu ganggu anak-anak di sini," keluh salah seorang Ibu kesal.

Salah seorang warga sekitar, Ami menuturkan tiap malam selepas salat Maghrib dan Isya di Masjid terdekat putrinya bernama Syifa kerap dikejar-kejar anjing piaraan Hesti. Begitu sampai rumah, sering kali Syifa selalu datang dengan kondisi menangis ketakutan.

"Anak saya sering dikejar anjing itu, karena kalau sore anjingnya dilepas bergantian. Kita sudah beberapa kali negur, diingetin juga, tetap saja anjingnya dilepas lagi," tutur Ami warga komplek tersebut.

#GOOGLE_ADS#

Usai mediasi yang cukup alot, akhirnya dicapai kata sepakat bahwa sejumlah anjing yang dipelihara di rumah tersebut diungsikan dan dibawa oleh LSM Garda Satwa Indonesia. Total ada 7 ekor anjing yang dievakuasi, sedangkan 4 ekor sisanya tetap ditinggal di rumah tersebut, salah satunya karena kondisi yang lumpuh.

"Alhamdulillah sore ini dicapai kesepakatan, dimana solusinya adalah mengurangi anjing peliharaan Bu Hesti di sini. Kesepakatannya 7 ekor dibawa, sedang 4 ekor tetap di rumah. Untuk kucing, dari 32 ekor yang ada semuanya akan dilokalisir di dalam rumah, jadi tidak boleh keluar, kalau keluar rumah maka kotorannya harus dibersihkan oleh yang bersangkutan. Ini jalan tengah yang terbaik, karena kita tidak bisa memaksakan kehendak masing-masing," ucap Ketua RT.

Aroma bau kotoran hewan sangat tajam tercium di sekitar rumah Hesti. Bau tak sedap bahkan bisa dirasakan dari jarak puluhan meter sebelum tiba di rumah perempuan bercadar itu.

"Selama ini, kami tidak melihat adanya petugas kesehatan atau lainnya yang rutin mengecek kondisi hewan-hewan bu Hesti. Jadi nggak bisa diprediksi juga, bagaimana kesehatan hewan itu, apa dampak dari aroma bau kotorannya, itukan harus diperhatikan juga," imbuhnya.(RAZ/RGI)