TANGERANGNEWS.com-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memantau langsung Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tingkat SMP di Kota Tangerang.
Hal itu dengan datangnya Tim Korsupgah KPK RI Wilayah 4 yang mendatangi ruang Tangerang Live Room (TLR) di Puspemkot Tangerang, Selasa (3/7/2018).
Ketua rombongan KPK, Wuryono Prakoso beserta rombongan berbincang-bincang dengan Sekretaris Daerah Kota Tangerang Dadi Budaeri dan pejabat dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang.
"Ini tahun kedua kami turun bareng dengan teman-teman Dindik kota Tangerang. Tujuannya karena tahun lalu kota Tangerang relatif tidak banyak isu dalam PPDB online," ujar Wuryono.
Menurutnya, pelaksanaan PPDB dengan sistem online ini dapat meneguhkan kemampuan Kota Tangerang dalam mengembangkan aplikasi.
Ia menjelaskan, pelaksanaan PPDB ini sangatlah rawan kecurangan. Nepotisme biasanya merajalela saat penerimaan siswa baru.
Ia juga mengaku mendapat berbagai macam aduan di beberapa daerah. Namun, ia tak mau menyebutkan daerah mana saja yang terindikasi dalam nepotisme ini.
"PPDB lagi-lagi ini juga terobosan kalau di beberapa daerah masuk pengaduannya. Saya nggak mau sebut daerahnya. Jujur saja itu dibulan puasa kemarin PPDB online SD contohnya masyarakat pada ngadu," terangnya.
Diakuinya, pihaknya meninjau langsung PPDB online di Kota Tangerang karena mendapat undangan dari pemerintah setempat untuk melihat pelaksanaannya.
"Untuk kami, artinya kalau bersih kenapa harus risih. Dengan keberanian mengundang itu juga bentuk transparansi. Jujur sih kalau kota Tangerang walaupun wilayah kami saya belum dapat kabar aduan," imbuhnya.
Meskipun KPK tidak mendengar aduan mengenai PPDB online di Kota Tangerang, namun KPK mencurigai adanya kecurangan yang dilakukan oleh Anggota DPRD setempat.
"Kalau di kota Tangerang tekanannya lebih banyak dari dewan. Tapi kalau di daerah lain yang bermain kepala sekolah maka akan ada pencopotan jabatan," tegas Wuryono.
#GOOGLE_ADS#
Tekanan yang ia maksudkan adalah titip menitip peserta didik baru yang akan masuk ke sekolah negeri saat pelaksanaan PPDB online ini.
Wuryono mencontohkan, porsi untuk siswa difabel dimainkan atau dimanfaatkan kuotanya agar bangkunya itu untuk peserta umum.
"Biasanya mereka tetap main jadi ada akses buat anak-anak difabel dari kota untuk yang nggak difabel untuk porsi titipan. Jalur prestasi dipakai tapi pas dilacak nggak ada, ini contoh-contoh," tukasnya.(RMI/RGI)