TANGERANGNEWS.COM-Pelatih Inter Milan Jose Mourinho punya rencana membawa timnya menaklukkan Eropa. Caranya, dia akan meningkatkan kekuatan kombinasi pemain muda berbakat dan pemain yang sudah matang. Selain itu, Mourinho ingin semakin memaksimalkan kekuatan saat ini. "Untuk membuat Inter kompetitif di Eropa, kami perlu sejumlah peningkatan. Kami punya dua atau tiga pemain muda berbakat yang akan menjadi hebat dalam dua atau tiga tahun ke depan," ungkap Mourinho kepada www.inter.it. "Kami punya sejumlah pemain dengan stabilitas bagus, dan secara pribadi, saya menyukai dua jalan, yaitu yang membawa kami pada pemain hebat dan yang membawa kami kepada peremajaan tim," sambung "The Special One". Ambisi menaklukkan Eropa ini semakin menggebu setelah Inter disingkirkan Manchester United di Liga Champions. Kekalahan membuat Inter marah dan mencari kompensasi kekecewaan. Menurut Mourinho, kemarahan bisa menjadi energi yang bila disalurkan dengan benar akan berbuah hasil maksimal. Mourinho menilai, anak-anak asuhnya sudah mulai bisa mengubah energi itu menjadi kekuatan positif yang membangun tim. "Saya suka marah setelah kalah atau seri. Saya suka pulang ke rumah dalam keadaan marah setelah hasil negatif, dan saya suka hal ini juga terjadi pada pemain selama mereka bisa mengubahya menjadi rasa frustrasi itu menjadi energi positif yang diperlukan untuk membidik target lain, yang salah satunya adalah scudetto," kata Mourinho. Teori transformasi energi itu sudah mulai dipraktikkan "I Nerazzurri". Setelah kekalahan dari Manchester United, Inter betul-betul berusaha meraih apa yang masih mungkin diraih. Fiorentina dan Reggina rontok di tangan Inter. Setelah memukul Reggina 3-0, Inter semakin kokoh di puncak klasemen dengan 69 poin atau berselisih tujuh angka dengan Juventus di tempat kedua. Selain itu, Reggina juga membuka jalan bagi Ibrahimovic menjadi "capocannoniere". Dalam duel versus Reggina, Ibra mencetak dua gol. Total, Ibra sudah mengoleksi 19 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak sementara, bersama dengan penyerang Bologna, Marco Di Vaio. Di mata Mourinho, Ibra sudah berhasil menyalurkan energi negatif untuk sesuatu yang positif. Kendati begitu, Mourinho menilai, Ibra sebetulnya tak perlu membuktikan apa-apa lagi untuk membuktikan diri layak diperhitungkan di Italia atau Eropa. "Saya tidak tahu kalau peningkatannya itu karena saya. Saya rasa seorang pelatih bertanggung jawab, apakah pemainnya semakin baik atau jelek. Saya tidak berpikir ia harus mengubah sesuatu untuk menjadi menentukan di Eropa karena ia berada di pentas Italia," kata Mourinho. "Apa yang salah dengan tendangannya yang membentur tiang saat melawan MU? Ini cuma masalah sentimeter. Saya tahu ia telah memenangkan banyak di Italia dan masih belum bisa meraih hal serupa di Eropa, tapi di sini hanya ada dua atau tiga tim yang berebut scudetto, sementara ada sepuluh tim berkompetisi di Liga Champions dan mereka semua memiliki level permainan tinggi," jelas Mourinho. (int)