TangerangNews.com

Pecandu Narkoba Terus Bertambah. Bagaimana Menyembuhkannya?

Maya Sahurina | Rabu, 5 September 2018 | 15:32 | Dibaca : 1973


Hadi Irawan (kiri), founder Yayasan Wahana Cita Indonesia dan Ishak Rahman (kanan), Program Manager Rumah Asa. (TangerangNews.com/2018 / Maya Sahurina)


 

TANGERANGNEWS.com-Narkoba menjadi ancaman serius, karena jumlah korban akibat menggunakan zat adiktif ini terus bertambah. Masa depan generasi penerus bangsa dipertaruhkan.

Selain upaya penindakan hukum bagi para pengedar dan bandar, rehabilitasi bagi mereka yang terlanjur menjadi pengguna pun tak kalah penting dilakukan.

Namun, dikalangan masyarakat terlanjur muncul stigma tidak mudah melakukan rehabilitasi bagi pecandu narkoba, karena selain keengganan para pecandu, juga biaya memerlukan biaya yang banyak.

Fenomena itu yang kemudian ingin dijawab oleh Yayasan Wahana Cita Indonesia, sebuah organisasi yang digawangi anak-anak muda ini berusaha menjembatani kebutuhan para pecandu narkoba untuk kembali pulih.

Melalui salah satu divisinya, yaitu Rumah Asa, mereka merangkul orang-orang yang terlanjur masuk dalam perangkap zat adiktif berbahaya itu.

Dikisahkan Hadi Irawan, salah satu founder Wahana Cita Indonesia, tingkat kesadaran masyarakat untuk menyembuhkan pecandu narkoba masih rendah, maka masih tertanam juga anggapan di keluarga kedapatan anggota keluarganya sebagai pengguna aktif, bahwa pemakai narkoba adalah aibs.

Hal ini yang kemudian membuat keluarga tersebut bersikap tertutup, padahal ketergantungan terhadap narkoba menjadi penyakit yang harus disembuhkan.

"Narkoba menyerang sistem saraf pusat. Ketika sudah menyerang, sulit menghilangkannya, tetapi bukan tidak mungkin." ujarnya saat berbincang-bincang dengan TangerangNews.com di kantor Rumah Asa yang juga difungsikan sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba, Jalan Bidar Raya, Nomor 9, Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa Dua, Rabu (5/9/2018).

#GOOGLE_ADS#

Menurutnya, hal terpenting bagi pecandu narkoba jika ingin kembali pulih adalah komitmen yang kuat dari diri sendiri. Pecandu harus memiiliki tekad kuat bahwa ia ingin pulih, bukan untuk orang lain, tetapi untuk dirinya sendiri.

"Yang terpenting adalah niat yang besar bahwa direhabilitasi itu untuk dirinya sendiri," tegasnya.

Konsep rehabilitasi yang digunakan komunitas yang sudah berkiprah satu tahun lebih ini adalah penanganan adiksi berbasis masyarakat. Enam program yang diselenggarakan diantaranya rawat inap, rawat jalan, clean up program, in house program after care program dan on job program.

"Lima indikator pecandu narkoba pulih yaitu drug free (bebas dari narkoba), crime free (tidak melakukan tindakan kriminal), healthy life style (gaya hidup sehat) dan Productivity (produktif)," ujar Ishak Rahman, Program Manager Wahana Rumah Asa.

Dikatakannya, salah satu hal penting untuk memulihkan pecandu narkoba adalah dukungan dari keluarga. Bahkan, menurut sosok yang pernah berkiprah di Badan Narkotika Nasional (BNN) ini, justru mengedukasi keluarga pecandu yang lebih berat. Karena, selain mengalami trauma, antara pecandu dengan keluarganya kadang sulit terjalin komunikasi.

"Caranya harus ada dialog keluarga. Jika sama-sama keras, harus ada fasilitator untuk mensinergikan keinginan," jelasnya.

Sehingga, edukasi keluarga pecandu pun menjadi bagian tak terpisahkan dari program rehabilitasi. Karena, saat seorang pecandu dinyatakan pulih, ia akan kembali ke keluarga. Karena sebagian besar penyalahgunaan narkoba juga berawal dari masalah komunikasi.

"Karena mantan pecandu akan mengalami sugesti untuk kembali menggunakan narkoba. Mereka harus terbuka, jujur dan mengkomunikasikan hal itu dengan baik. Sehingga mereka terus mendapat dukungan bebas dari narkoba," paparnya.(RMI/HRU)