TangerangNews.com
Airin dan Magnet Transformasi
| Selasa, 20 April 2010 | 16:24 | Dibaca : 24590
Airin Rachmi Diany (tangerangnews/dens / tangerangnews/dira)
Oleh: Subairi
Penulis adalah pemerhati Kota Tangsel tinggal di Ciputat.
Belakangan ini, suhu politik Kota Tanggerang Selatan (Tangsel) mulai memanas. Gendarang perang sudah ditabuh dan wajah-wajah uportunis mulai unjuk muka di mata publik. Sebenarnya, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) masih tujuh bulan lagi. Bursa masih terbuka dan belum terlambat bagi siapapun untuk berkompetisi secara fair meraup suara untuk jadi orang nomor satu di daerah pemekaran baru ini.
Tapi, gendarang sudah terlanjur ditabuh dan langkah pun harus diambil untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas. Semua cara dilakukan, dari menyebar brosur sampai menempel iklan di angkot laiknya menawarkan produk pada konsumen. Sebenarnya, masa kampanye belum dimulai. Kampanye yang biasa kita definisikan sebagai setiap upaya mengenalkan orang sebagai calon tertentu dan membujuk warga agar mendukungnya masih terlalu dini untuk dimulai. Sebab akan membuyarkan kosentrasi warga dan pemerintah dalam menyelesaikan sisa programnya.
Apa boleh dikata, api sudah disulut maka suasana menjadi panas dan muncullah wajah-wajah beringas penghamba kuasa. Hampir semua warga Kota Tangsel saat ini sudah tahu, paling tidak bisa menerka para kompetitor di Pilkada nanti. Sebagai daerah urban dengan mayoritas penduduknya berlatar pendidikan menengah dan tinggi, warga Kota Tangsel adalah tipe rasional choice dimana rasio menjadi pijakan dalam mempertimbangkan, menilai dan menjatuhkan pilihan. Dengan rasio, mereka tidak akan memilih kucing dalam karung.
Rasio dalam politik mendambakan hadirnya pemimpin transformatif. Pemimpin yang memahami dan tertanam di hati rakyat, penabur cita serta pembawa perubahan ke arah yang lebih baik. Rasional chooser akan menelanjangi segala selimut kabut untuk menemukan komitmen, jejak langkah dan visi transformatif para kandidat. Komitmen diukur dari konsistensi kata dan perbuatan, jejak langkah diacu pada track record, pengalaman dan capaian cita masa lalu, sedangkan visi ditimbang dari muatan aspirasi, future imagination dan relevansi kondisi.
Magnet Airin
Diantara semua kandidat, Hj. Airin Rachmi Diany menjadi fenomena tersendiri yang tak pernah kering diperbincangkan. Siapapun yang terlibat dalam politik Kota Tangsel pasti tahu betapa popularitas Airin sampai saat ini jauh di atas kandidat-kandidat lain. Seolah dia sudah tertanam dalam hati dan benak rakyat Tangsel. Sebagai aktivis sosial yang terlibat langsung dalam masyarakat, tentu visi Airin melebihi sekat popularitasnya. Dengan kata lain, popularitas Airin hanya dampak dari aktivisme-nya selama ini.
Sampai saat ini, sebenarnya Airin belum mendeklarasikan diri sebagai kandidat. Walaupun publik Tangsel berharap Airin berkenan mencalonkan diri sebagai Wali Kota, toh sampai saat ini Airin masih nyaman sebagai aktivis sosial yang terus memperjuangkan transformasi. Berawal dari kegelisahan dan kepedulian kemudian melahirkan visi dan aksi. Itulah latar Airin dalam mendesain agenda dan melangkah.
Karena itu, Airin tidak mengenal istilah kalah atau menang. Dalam hal ini, dugaan bahwa kekalahan duet Jazuli-Airin dalam Pilkada Tanggerang membuat ciut nyali Airin merupakan kata tak berdasar bahkan salah alamat karena itu adalah pertaruhan Jazuli. Justeru Airin menjadi pendongkrak suara Jazuli, seperti dibuktikan oleh beberapa hasil survei.
Sebaliknya, pengalaman Pilkada Tanggerang membuat Airin semakin matang dalam politik bahkan semakin memotivasinya untuk terus terjun, terlibat dan bergerak bersama rakyat dalam mengupayakan transformasi atau pemberdayaan.
Terbukti, saat ini Airin telah memprakarsai banyak hal dalam berbagai bidang yang dirasakan langsung oleh warga Tangsel. Diantaranya bisa disebut di sini: upaya meningkatkan pendidikan dengan Saung Pintar Anak yang sudah ada di kecamatan-kecamatan, memberikan beasiswa dan berjuang mewujudkan sekolah murah tapi berkualitas. Di bidang kesehatan, Airin tingkatkan Puskesmas, Posyandu dan Nutrisi sehat untuk rakyat (Nutrisera).
Tidak hanya itu, gerakan peduli lingkungan dengan kampanye go green dan pemberian alat daur ulang sampah adalah bagian dari langkah-langkah Airin sebagai aktivis sosial yang berjiwa transformatif untuk mewujudkan visinya.
Tentu untuk mewujudkan visi dan menjalankan agenda perjuangan, Airin perlu membentuk tim. Maka salah besar bila tim Airin difahami hanya untuk kemangan dalam Pilkada Tangsel. Lebih dari itu, tim Airin yang sebagian bernaung dalam Perhimpunan Menata Tangsel dibentuk untuk tujuan jangka panjang transformasi masyarakat Kota Tangsel. Karenanya, semakin banyak yang tergabung dalam tim maka semakin baik karena menjadi bukti bahwa Airin telah menjadi magnet transformasi. Seperti payung, semakin besar maka semakin banyak yang bisa berteduh.
Dengan kata lain, orang yang tergabung dalam tim adalah yang tergerak dan peduli untuk menata Kota Tangsel. Komitmen, visi, dan jejak langkah Airin telah menjadi magnet yang membangkitkan kepedulian warga untuk bersama-sama memperjuangkan transformasi ke arah lebih baik. Airin tidak sedang menabuh genderang perang merebut kuasa, tapi berseru mengetuk kepedulian dan kerja sama untuk masa depan Tangsel. Sebab, kekuasaan bukan tujuan tapi alat untuk kesejahteraan.
Walhasil, Bila Airin pada ahirnya berkenan menjadi kandidat di Pilkada nanti, modal utamanya adalah kepercayaan rakyat terhadap komitmen, jejak langkah, dan visinya yang selama ini telah mendapat tempat di hati rakyat. Dia hanya perlu merawat, memelihara, dan melanjutkan kepercayaan rakyat dalam langkah-langkah transformatifnya dan dengan demikian dia akan menjadi pilihan warga Kota Tangsel.