TangerangNews.com

Jurnalis Budi Euy Roadshow Dongeng Keliling 7 Kota di Jawa

Mohamad Romli | Jumat, 2 November 2018 | 14:00 | Dibaca : 1268


Budi Sabarudin atau yang biasa disapa Budi Euy dalam salah satu penampilannya saat mendongeng. (Istimewa / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Pendongeng Keliling Nusantara Budi Sabarudin akan kembali menjalankan program Sedekah Dongeng Keliling Nusantara. Kali ini mengusung tajuk Roadshow Dongeng Keliling 7 Kota.

Tujuh kota yang akan disinggahi dimulai dari Indramayu, Cirebon, Kuningan, Brebes, Tegal, Pemalang dan berakhir di Pekalongan. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama enam hari, sejak 5-10 November 2018. 

"Di kota-kota itu saya akan mendongeng setiap hari. Bahkan di Tegal jadwal sehari dua kali mendongeng. Kisah yang dibawakan kali ini khusus tentang Nabi Musa dan Fir'aun," kata Kang Budi Euy -- panggilan panggungnya -- sebelum berangkat roadshow, di Tangerang, Kamis (1/11/2018) kemarin.

Menurut Kang Budi Roadshow Dongeng Keliling 7 Kota ini, bagian dari program Sedekah Dongeng Keliling Nusantara yang digagas dirinya bersama bendera Dongeng Center Tangerang. Komunitas tersebut juga didirikan Kang Budi tiga tahun lalu.

Ditanya mengapa membawakan kisah Nabi Musa dan Fir'aun dalam roadshow kali ini, Kang Budi mengaku prihatin saat ini banyak orang memberhalakan kekuasaan, jabatan dan kekayaan. Akibatnya banyak orang salah memaknai bagaimana caranya mendapat kekuasaan, jabatan dan kekayaan itu.

Saat ini kata Kang Budi yang juga seorang jurnalis senior ini, bukan rahasia umum lagi kekuasaan dan jabatan ditransaksionalkan secara telanjang. Akibatnya praktik-praktik korupsi merajalela dan terkesan tak bisa dibendung walau sudah banyak pihak yang ditangkap KPK.

"Saya prihatin dengan kondisi seperti ini. Karena itu, saya menggulirkan program Sedekah Dongeng Keliling Nusantara. Dalam lima tahun ke depan saya berharap bisa terus keliling Indonesia membawakan ragam dongeng kepada generasi muda. Tujuannya memberikan hiburan, pendidikan dan pencerahan batin pada mereka," ujarnya.

Kang Budi mengatakan, kalau negara ini mau lebih maju dengan lompatan-lompatan yang jauh ke depan, tentu generasi milenial harus beradab, yakni bersih dari praktik-praktik korupsi dan memiliki akhlak mulia. Demikian juga ketika kelak diantara mereka ada yang menjadi penguasa atau memegang kekuasaan, sikapnya tidak boleh berubah menjadi kasar, ugal-ugalan, kejam, sombong dan takabur seperti Fir'aun. 

Mereka harus tetap rendah hati dan humanis, sehingga kekuasaannya berkah untuk bangsa dan negaranya. Mereka juga harus berpegang teguh pada ajaran-ajaran para Nabi dan Tuhan agar kepemimpinannya selamat dunia dan akherat serta mampu membahagiakan banyak orang.

Terkait dengan kisah Nabi Musa dan Fir'aun, Budi menjelaskan kisah tersebut akan dibawakan dalam bentuk pertunjukan dongeng yang sederhana, efektif dan efesien. Arena pentas dikonsep secara naif yang direlevansikan dengan imajinasi anak-anak yang kekanak-kanakan.

"Tak ada kemegahan dan kemewahan dalam panggung-panggung dongeng saya. Semua serba ringan dan bahkan murah serta tidak rumit.  Demikian juga dengan propertinya serba minimalis dan irit. Namun dengan tetap sedikit mempertimbangkan semiotika panggung," tutur Kang Budi.

#GOOGLE_ADS#

Sebelumnya Kang Budi sudah menjalankan program keliling Indonesia melalui program Sedekah Dongeng Keliling Nusantara ke Pulau Lamakera, Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah Jabodetabek, Provinsi Jabar, Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Provinsi Lampung. Rencananya,  tahun depan Kang Budi roadshow ke wilayah Jawa Timur atau di daerah-daerah tertinggal dan perbatasan.

Kang Budi juga menegaskan, langkahnya mengelilingkan dongeng di Indonesia sebagai upaya mengkampanyekan kembali tradisi mendongeng di kalangan generasi milenial,  turut berkontribusi dalam gerakan literasi nasional serta kampanye anti rokok, miras, narkoba, pergaulan bebas,  kekerasan, dan gunakan gadget dengan bijak serta anti hoaks.

"Terkait dengan dongeng, kita tahu negara ini sudah lama mengalami darurat dongeng. Namun banyak orang yang tidak peduli. Padahal dongeng itu kaya sekali dengan dimensi nilai-nilai. Sebagai anak bangsa, siapa pun itu, wajib melestarikan dongeng. Jika tidak, karya para leluhur kita yang keren dan adiluhung ini bisa musnah dan generasi muda kita tidak akan pernah bisa lagi menikmatinya,” tandasnya.(MRI/RGI)