TANGERANGNEWS-Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Eka Sari Lorena Soerbakti ikut mengkhawatirkan akses jalan menuju Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.
Menurut Eka, angkutan darat dari dan menuju Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai sebentar lagi bisa jenuh. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya membuat sarana jalan menuju bandara. Di luar negeri, bukan hanya tol yang disiapkan menuju bandara, melainkan juga kereta bandara.
"Keputusan mencabut government support Rp 1,5 triliun untuk pembebasan tanah kereta bandara Soekarno-Hatta jelas akan menghambat penyelesaian proyek itu. Investor tentu akan keberatan karena nilai investasinya menjadi jauh lebih besar. Selain itu, desain proyek kereta bandara harus dievaluasi ulang karena lingkungan sudah berubah. Jangan sampai selesai dibuat, tetapi tidak memadai mengurai kemacetan," ungkap Eka.
Eka mencatat, transportasi jalan raya di Ibu Kota paling cepat bisa ditempuh dengan kecepatan 40 km per jam. Kecepatan drastis menurun dalam kondisi hujan menjadi 12 km per jam.
"Ini karena terlalu banyak mobil pribadi dan sepeda motor di jalanan Jakarta. Bayangkan, setiap bulan kepolisian menerbitkan 1.000 STNK untuk sepeda motor. Belum lagi mobil dan yang sudah ada. Semuanya berpangkal dari belum memadainya transportasi massal di Jakarta sehingga masyarakat lebih memilih naik kendaraan pribadi," tambahnya.(kontan/dira)