TangerangNews.com

Inovasi Pemuda Tangerang, Jualan Furniture Bahan Bakunya Limbah

Achmad Irfan Fauzi | Selasa, 10 September 2019 | 19:03 | Dibaca : 33456


Wahyu Hidayat, 27, saat membuat furniture dengan bahan baku berupa barang bekas pakai (limbah). (TangerangNews/2019 / Achmad Irfan Fauzi)


 

TANGERANGNEWS.com—Wahyu Hidayat, 27, salah seorang Pemuda di Kota Tangerang terus berinovasi. Ia menjadi pengusaha furniture dengan bahan baku berupa barang bekas pakai (limbah).

Pemuda asal Karang Tengah, Kota Tangerang ini memulai usaha sejak Juli 2019. Usahanya dimulai secara nekat, karena modal awal hasil meminjam.

Aktivitas usahanya berlangsung di atas lahan seluas 4x3 meter. Lokasinya di Kampung Bulak Santri, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.

Pria yang akrab disapa Wahyu ini sebelumnya menjadi karyawan swasta sebagai supervisor di perusahaan di negeri matahari terbit (Jepang).

Wahyu Hidayat, 27, saat membuat furniture dengan bahan baku berupa barang bekas pakai (limbah).

Saat bekerja di Jepang, ia memiliki penghasilan Rp7-8 juta perbulan. Namun, ia keluar karena memilih menjadi putra daerah.

Sekarang ia tak pernah peduli waktu. Ia bersama seorang rekannya, Idan, mencoba menciptakan karya seni bernilai. 

Mereka mengukir limbah bekas menjadi barang-berharga berharga. Wahyu tak mengharap banyak dari aktivitasnya itu.

Wahyu Hidayat, 27, saat membuat furniture dengan bahan baku berupa barang bekas pakai (limbah).

Namun, ia ingin dengan usahanya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda di Kecamatan Karang Tengah.

"Ya, saya sih berharapnya bisa membuat pemuda sini bekerja. Meski tidak di perusahaan besar setidaknya mereka punya penghasilan buat memberikan ke keluarga mereka," ujarnya kepada TangerangNews, Selasa (10/9/2019).

Wahyu mengatakan, pertama kali memilih jalur usaha sebagai jalan yang ia tempuh bermula saat ia melihat banyaknya limbah kaleng dan tong bekas di Kota Tangerang.

Sejak saat itu, ia mencoba mencari manfaat dari tong dan limbah bekas lainnya. 

"Awalnya sih lihat di jalan banyak banget tong bekas, ada yang di jualin pengepul, ada juga yang berserakan di jalan. Terus saya cari di Google ternyata dari bahan limbah ini bisa dijadikan banyak barang berharga," katanya. 

Namun, meskipun menggunakan bahan limbah bekas, tutur Wahyu, ia tidak memungkiri semua usaha yang digeluti menggunakan uang sebagai modal utama. Terlebih lagi alat untuk mengolah dan menyulap tong bekas ini. 

"Ya lumayan modalnya. Saya pertama modal Rp20 juta dari uang pesangon kerja. Terus lagi buat beli bahan seperti tong bekas itu lumayan harganya," ucapnya. 

#GOOGLE_ADS#

Baca Juga :

Rupanya modal utama yang ia miliki tidaklah cukup, dirinya berniat untuk meminjam uang kembali ke salah satu bank.

Sebab, kata Wahyu, tak banyak upaya yang ia miliki. Meski rumahnya hanya berjarak 500 meter dari Kecamatan Karang Tengah ia mengaku tidak pernah dilirik. 

Wahyu berharap Pemerintah Daerah dapat membantu dirinya mendongkrak ekonomi pemuda di wilayah ini. Terlebih lagi tidak sedikit pengangguran yang ada di wilayahnya. 

"Kalau untuk modal usaha saya enggak tahu bisa dipinjami atau enggak sama kecamatan. Tapi saat berharapnya saya bisa di fasilitasi dari gagasan ini, karena kalau usaha ini berkembang otomatis banyak pemuda yang nganggur bisa bekerja," ujarnya. 

Wahyu menyebut harga produknya yang sudah rampung bisa terjual hingga jutaan rupiah. Padahal modal utama yang ia keluarkan hanya puluhan hingga ratusan ribu untuk tiap tong bekas tersebut. 

"Lumayan kalau yang bangku dan meja bisa hampir 3 juta satu setnya. Kalau yang bangku mini itu saya jual 150 ribu modalnya hanya 30 ribu, ini kan barang unik jadi enggak sedikit yang berminat," ucapnya. 

Bahkan Wahyu menyebut meski belum banyak hasil produksi yang dirampungkan, ia mengaku sudah dibanjiri pesanan. Pesanan tersebut ia dapatkan dari pemasaran hasil produksinya ke berbagai media yang ada di internet. Hingga kini, sudah 104 buah aneka furniture yang sudah laku terjual.

"Dari Depok, Tangerang bahkan Surabaya sudah ada yang beli. Tapi emang belum maksimal karena masih butuh banyak tenaga sama modal untuk bisa memenuhi pesanan," pungkasnya.(RMI/HRU)