TANGERANGNEWS.com—Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang memberdayakan masyarakat lansia (lanjut usia) untuk menjadi semakin produktif.
Keberadaan masyarakat lansia pun tidak lagi dipandang sebelah mata, karena mereka mampu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Suli Rosadi, tak hanya lansia yang diberdayakan.
Melainkan, seluruh masyarakat di Kota Tangerang yang kondisinya pra sejahtera pun didorong kesejahteraannya melalui pemberdayaan.
"Siapapun yang dibina Dinsos harus dipikirkan masalah kesejahteraannya, salah satunya program pemberdayaan," ujarnya kepada TangerangNews, Rabu (18/9/2019).
Dalam memberdayakan masyarakat lansia, Dinsos mendorong mereka yang menghuni Rumah Perlindungan Sosial untuk melakukan aktivitas-aktivitas produktif.
"Lansia kami rawat. Bagi yang lansia kondisinya lemah, aktivitas mereka beristirahat. Bagi yang sehat, kami dorong untuk refreshing seperti berkebun," katanya.
Masyarakat lansia yang berada di luar Rumah Perlindungan Sosial—seperti yang dirawat oleh keluarga mereka dan panti sosial—pun didorong Dinsos untuk melakukan aktivitas serupa.
"Sehingga dapat menghindari kepikunan dan rasa sensitif terhadap ketidakgunaannya agar mereka bisa mandiri, bermanfaat, dan menikmati hidupnya," ucap Suli.
#GOOGLE_ADS#
TangerangNews berkesempatan mengunjungi Rumah Perlindungan Sosial. Letaknya di Jalan Iskandar Muda Pintu Air 10 No 1, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
Suasana Rumah Perlindungan Sosial terasa sejuk. Pot-pot bunga menghiasi kamar-kamar lansia. Di halaman asrama itu pula, terlihat fasilitas olahraga, hingga jemuran baju milik para lansia.
Kasie Rehabilitasi Anak dan Lansia Dinas Sosial Kota Tangerang Anta Achmad mengatakan, Rumah Perlindungan Sosial dapat menampung 40 penghuni.
Namun saat ini dihuni 27 orang. Mereka notabene adalah lansia. Sebagiannya orang dengan gangguan syaraf.
Para penghuni Rumah Perlindungan Sosial berasal dari Kota Tangerang dan luar daerah.
Mereka diurusi Dinsos karena tidak memiliki keluarga (terlantar) dan yang memiliki keluarga tidak mampu mengurus.
Benar saja, aktivitas mereka sangat produktif. Wajah mereka tampak segar ketika menjalani senam pagi bersama.
"Kami membimbing mereka untuk melakukan aktivitas produktif," kata Anta.
Aktivitas senam pagi digelar selama satu jam. Mereka juga melakukan aktivitas kerohanian.
Selain itu, mereka yang kondisi fisiknya masih segar pun mengisi kesehariannya dengan berkebun.
Bagi mereka yang menyukai kesenian, terdapat fasilitas alat musik angklung di asrama tersebut.
"Mereka juga melakukan aktivitas kerajinan seperti menyulam dan menganyam," tuturnya.
Anta menuturkan, hasil sulaman dan perkebunan dijual ke masyarakat sekitar dan para pegawai negeri sipil.
Dana penjualannya akan digunakan untuk konsumsi perkebunan dan disisihkan bagi para lansia.
"Ke depan kami berencana membangun sebuah ruangan khusus untuk kegiatan workshop sehingga dapat menunjang para lansia untuk lebih produktif lagi," ucap Anta.
Juju, salah seorang penghuni Rumah Perlindungan Sosial mengaku bersyukur diberdayakan Dinsos. Ia menyebut hidupnya terasa nyaman.
"Senang dan nyaman. Saya di sini beraktivitas berkebun dan keagamaan. Alhamdulillah, saya memiliki semangat hidup," pungkasnya.(ADV)