TANGERANGNEWS.com—Perihal kebhinekaan, bangsa Indonesia sudah berpengalaman sejak awal. Buktinya, Pancasila yang dijadikan dasar negara, perumusannya melibatkan tokoh lintas etnis dan agama.
Seperti disebutkan Anggota DPR-MPR RI Ananta Wahana, empat tokoh keturunan Tionghoa serta satu keturunan Arab terlibat dalam perumusan Pancasila.
"Kebhinekaan sudah terbentuk sejak awal. Empat orang keturunan Tionghoa dan satu Arab dalam BPUPKI (Badan Penyelidikan Usaha-usaha Pesiapan Kemerdekaan Indonesia). Jadi soal kebhinekaan sudah selesai sejak 18 Agustus 1945," katanya dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI di Gedung Nyi Mas Melati, Kota Tangerang, Rabu (27/11/2019).
Kebhinekaan sebagai salah satu pilar MPR-RI belakangan terusik dengan isu intoleransi dan radikalisme. Banten salah satu yang disoroti perihal isu ini. Provinsi yang baru berumur 18 tahun ini menduduki peringkat kedua tertinggi intoleransi di Indonesia setelah Aceh.
Ananta mengutip temuan riset Pusat Penelitian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta yang menyebut guru sekolah Islam dan negeri TK hingga perguruan tinggi di Banten dan Jakarta disinyalir intoleran. Karenanya, katanya, perlu evaluasi dalam regulasi dan program pendidikan.
"Sebanyak 40, 36 persen guru setuju seluruh ilmu pengetahuan sudah terdapat di kitab suci. Kemudian 21 persen guru tidak setuju jika tetangga yang berbeda keyakinan mengadakan kegiatan agama di lingkungan mereka. Ini kan menunjukkan kalau ini intoleran. Kemudian 33 persen menganjurkan murid berperang untuk mendirikan negara Islam. Dan 29 persen guru setuju murid perang di luar negeri," kutipnya.
Kondisi itu mendorong pihaknya untuk membumikan kembali empat pilar sebagai pemersatu bangsa. Empat pilar yang dimaksud adalah Pancasila, Kebhinekaan, NKRI, dan Undang-undang 1945.
Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo yang membuka kegiatan ini, mengaku turut prihatin atas kondisi tersebut. Ia mengatakan, sosialiasi wawasan kebangsaan dan Pancasila bakal dikuatkan dalam anggaran APBD 2020 agar kondisi tersebut teratasi.
#GOOGLE_ADS#
"Leading sector-nya Kesbangpol, dan itu sudah dianggarkan hampir Rp1 miliar. Fungsi anggaran itu bukan hanya untuk seremonila tapi adalah tepat sasaran," tambahnya.
Sebanyak 200 peserta hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka berasal dari kalangan mahasiswa, perwakilan warga Tionghoa, serta kader PDI Perjuangan Kota Tangerang.(MRI/RGI)