TANGERANGNEWS.com-Kondisi sejumlah jalan di Perumahan Taman Royal, Cipondoh, Kota Tangerang masih rusak. Saat ini kerusakan jalan khususnya di Jalan Boulevard yang menjadi akses utama perumahan tersebut disebut paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Warga pun mempertanyakan sikap eksekutif setempat yang terkesan mendiamkan persoalan tersebut.
Amarah warga atas jalan rusak di kompleks perumahan tersebut jika melihat riwayat pernah memuncak pada April 2018. Kala itu, kekecewaan mereka dengan pengembang perumahan dilampiaskan melalui aksi menanam pohon pisang di jalan-jalan rusak. Setelah aksi, Jalan Boulevard sempat diperbaiki. Namun perbaikan hanya dilakukan dengan penambalan. Sehingga, rusak lagi.
Kini, amarah warga kembali memanas. Warga yang geram memasang sejumlah spanduk bertuliskan ‘Jalan Rusak, Meneng Bae’ dan ‘Kubanganpun Ku Sebrangi’. Spanduk itu terpampang jelas di pagar pintu masuk Blok Pinus Perumahan Taman Royal.
Berdasarkan pantauan TangerangNews pada Selasa (31/12/2019), kerusakan di Jalan Boulevard cukup parah. Hampir sepanjang jalan itu terdapat sejumlah lubang menganga. Bahkan, saking menganganya, jalan itu seperti sungai atau kubang.
Jalan ini tak hanya diakses warga perumahan Taman Royal, melainkan kerap dilintasi warga lainnya yang hendak menuju Cipondoh maupun Poris. Namun saat ini, para pengendara terutama sepeda motor enggan mengakses jalan itu. Pemotor lebih memilih jalan lawan arah dibanding melintasi jalan becek itu.
Menurut Juman, pedagang singkong di Jalan Boulevard, kerusakan jalan yang cukup parah tersebut mulai terjadi sejak beberapa bulan terakhir terutama saat memasuki musim penghujan.
Pria yang berjualan sedari tiga tahun lalu ini menyebut kendaraan minibus kerap tersangkut ketika melintas jalan menganga itu. Bahkan pengendara sepeda motor pun kerap terjatuh.
“Saya cuma mau bilang cukup prihatin,” ungkapnya saat ditemui TangerangNews.
#GOOGLE_ADS#
Warga setempat, Nunung mengungkapkan, kerusakan Jalan Boulevard saat ini terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia menyebut kerusakan jalan berimbas pada masuknya air ke pemukiman warga melalui drainase.
“Tahun ini paling parah rusaknya. Air naik ke atas gorong-gorong,” katanya.
Ia mengatakan tidak pernah ada perbaikan jalan setelah beberapa tahun terakhir. Menurutnya perbaikan pernah dilakukan oleh warga secara gotong royong setelah aksi unjuk rasa.
“Dulu diperbaiki pakai konblok empat tahunan yang lalu. Terus enggak pernah lagi. Paling warga doang perbaiki dengan puing-puing. Pihak pengembang dan pemerintah tidak ada perannya. Pada di mana ya?” ungkapnya.
Perumahan Taman Royal berada di tengah Kota Tangerang. Ia pun membandingkan Kota Tangerang yang sudah maju dengan kota atau kabupaten lainnya melalui kondisi jalan rusak itu. Ia mengatakan kondisi jalan rusak terparah ini bak tinggal di kampung, bukan di kota.
“Kayaknya lebih bagus kampung ini daerah padahal di kota. Jalan-jalan di Pandeglang saja sudah bagus walau di hutan,” ucapnya.
Menurut Nurman, warga setempat lainnya, ia mendengar isu ihwal jalan rusak itu akan ditangani Pemerintah Kota Tangerang. Namun, menurutnya, proses aset tersebut hingga kini belum ada kejelasan dari pengembang maupun Pemerintah Kota Tangerang.
“Saya mendukung jika ini diurus pemda. Biar diperbaiki,” tuturnya.
Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Tangerang Hidayat menyoroti persoalan tersebut. Ia menyayangkan lambatnya penanganan kasus perbaikan jalan di Taman Royal yang kini kondisinya kian memprihatinkan.
“Terlepas dari permasalahan pengembang dan Pemda wargalah yang merasakan kesaharian jalan yang rusak apalagi setelah hujan. enggak layak jalan akses yang rusak parah ini ada di Kota Tangerang,” jelasnya.
Ia menyebut dalam persoalan ini Pemerintah Kota Tangerang merekomendasikan warga untuk menempuh jalur hukum. Warga, kata dia, menempuh class action, namun hal itu bukan hal yang mudah.
“Lebih mudah warga melihat ketegasan pemda dalam urusan ini. Bukankah ada klausul penguasaan sepihak oleh pemda terhadap lahan pengembang yang ditelantarkan dibanding ketika warga harus merasakan jalan rusak sepanjang tahun,” kata Hidayat.
Menurutnya harus ada ketegasan dari Wali Kota Tangerang untuk membuat diskresi karena tuntutan warga. Kata dia, DPRD Kota Tangerang siap menjadi mediator konflik sosial. Ia menambahkan, kasus didiamkannya jalan rusak ini merupakan catatan buruk di akhir tahun 2019.
“Catatan buruk akhir tahun sepanjang waktu kasus jalan Royal tidak pernah selesai,” pungkasnya.(RMI/HRU)