TangerangNews.com

Cara Sahabat Nabi Menghadapi Virus Semacam Corona

Mohamad Romli | Rabu, 4 Maret 2020 | 10:02 | Dibaca : 4849


H. Imaduddin Utsman, MA (Istimewa / Istimewa)


Oleh: H. Imaduddin Utsman (Pengasuh Ponpes NU, Wakatib PWNU Banten)

Ketika Negeri Syam terkena wabah virus tha’un pada tahun 16 Hijriyah atau 640 Masehi, banyak warga yang meninggal, Umar bin Khottob mengirim surat kepada Gubernur Syam, Abu Ubaidah Ibnul jarrah, adalah salah seorang sahabat utama salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga:

“Salam untukmu, Amma ba’du, maka sesungguhnya aku ada keperluan kepadamu, aku ingin bertemu langsung, maka aku perintahkan jika engkau telah melihat suratku ini janganlah engkau letakan dari tanganmu kecuali kecuali engkau telah menghadapku (di Madinah)!”

Abu Ubaidah mengerti maksud Umar, bahwa perintah itu bukan untuk kepentingan Umar, tetapi sesungguhnya Umar ingin Abu Ubaidah keluar dari negeri syam yang sedang terwabah virus menular. Umar paham, sahabat utama seperti Abu Ubaidah mempunyai jiwa yang luhur, bila ia meminta terus terang agar Abu Ubaidah keluar menghindari to’un, maka itu akan dianggap suatu penghinaan. Abu Ubaidah menjawab:

“Wahai amirul Mukminin, sesungguhnya aku mengerti maksud suratmu, tetapi wahai amirul mukminin, aku adalah tentara  kaum muslimin seperti tentara lainnya, aku tidak menemukan alasan apapun untuk meninggalkannya, maka aku tidak akan meninggalkan mereka sehingga Allah SWT. menentukan sesuatu untukku dan untuk mereka, maka wahai amirul mukminin, mohon bebaskanlah aku dari perintahmu, dan biarkanlah aku bersama tentaraku!”

Ketika Umar membaca surat dari Abu Ubaidah, Umarpun menangis, lalu orang-orang bertanya kepada Umar, “apakah Abu Ubaidah telah wafat?” Umar menjawab, “belum, tapi aku mengira ia akan wafat”.

#GOOGLE_ADS#

Kemudian Umar menulis surat lagi kepada Abu Ubaidah:

“Salam untukmu, amma ba’du, hendaklah engkau membawa orang-orang di tempat yang tinggi yang bagus”

Setelah Abu Ubaidah membaca surat Umar, ia memanggil Abu Musa, lalu ia berkata:

“Wahai Abu Musa, surat Amirul Mukminin telah datang kepadaku, (ia memerintahkan aku membawa semua penduduk syam yang belum terkena ke tempat yang tinggi), maka siapkanlah tempat sehingga aku dapat membawa mereka ke tempat itu!”

Kemudian Abu Musa pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap, namun ternyata isterinya telah wafat terkena virus, kemudian ia mendatangi Abu ubaidah dan melaporkan kejadian isterinya itu kepada Abu Ubaidah, lalu Abu Ubaidah mengajak Abu Musa untuk bersama orang-orang untuk menaiki bukit, namun ketika baru saja ia naik ia terkena virus itu, lalu ia perintahkan Abu Musa untuk memimpin orang-orang menaiki bukit.

Demikianlah kisah virus to’un yang menyerang Provinsi Damaskus di masa kekhalifahan Umar bin Khottob. Dalam wabah itu telah wafat 25 ribu jiwa termasuk sahabat-sahabat Nabi Muhammad yang utama: Abu Ubaidah ibnu al Jarrah kepercayaan umat Islam, Muadz bin Jabal kekasih nabi, Yazid bin Abi Sufyan, Suhail bin amr, Dloror bin al Azwar, Abu Jandal bin Suhail dll.

Nabi Muhammad SAW. bersabda: apabila kamu mendengar wabah to’un di suatu tempat, maka janganlah kamu memasukinya!, dan apabila to’un melanda tempat kamu berada maka janganlah kamu keluar dari tempat itu (H.R. Bukhari).

Dari hadist ini dan peristiwa di masa Umar bin Khottob dapat ditarik kesimpulan: 

Pertama, bagi yang berada di luar daerah yang terkena to’un maka tidak boleh masuk ke daerah itu. 

Kedua, bagi yang berada di dalam daerah itu dan sudah terkena maka tidak boleh keluar dari daerah itu agar tidak menjangkiti yang lainnya. 

Ketiga, warga yang sudah terkena dan yang belum terkena jangan disatukan tetapi di pisahkan dengan menempatkan yang belum terkena ke kawasan yang agak tinggi. 

Keempat, bagi yang ada di daerah itu dan belum terkena maka boleh untuk keluar seperti perintah Umar bin Khottob kepada Abu Ubaidah. 

(Tulisan ini disarikan dari Kitab Al Bidayah wa al Nihayah). Wallahu a’lam bi al Showaab. (RMI/RAC)