TangerangNews.com

Corona dan Sikap Kita

Redaksi | Jumat, 6 Maret 2020 | 17:24 | Dibaca : 2559


Muhammad Rafsanjani. (Istimewa / Istimewa)


 

 

Oleh: Muhammad Rafsanjani

 

Pada akhirnya virus corona tiba di Indonesia. Setelah ramai desas-desus mengenai ada tidaknya virus corona di tanah air, akhirnya pada 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Tegawan Agus Putranto memastikan dua pasien berasal dari Depok positif  Covid-19. 

 

Hal ini menjawab keraguan dan kekhawatiran para pihak mengenai besar kemungkinan Indonesia juga terkena virus tersebut. Lembaga kesehatan dunia WHO hingga media semacam The Sydney Morning Herald dan The Age bahkan menyebut Indonesia belum memiliki alat pendeteksi corona. Kalkulasi paling mudah adalah di negara-negara sekitar Indonesia, sudah terlebih dahulu terpapar. Besar kemungkinan sebenarnya sudah ada beberapa kasus namun tidak terdeteksi.

 

 

Terdampaknya dua korban yang baru saja diumumkan, membuka peluang baru akan adanya korban-korban berikutnya. Mereka diduga terpapar setelah melakukan kontak fisik dengan seorang kolega yang berasal dari Jepang saat berkunjung ke Malaysia pada pertengahan Februari yang lalu.

 

Dari fakta tersebut, titik poin yang perlu menjadi perhatian adalah ketidakmampuan mendeteksi secara dini bagi arus lihir mudik manusia di bandara saat kepulangan mereka kembali. Berikutnya, ketika korban sudah merasa adanya keluhan, rumah sakit tidak mampu untuk mendeteksi adanya virus corona pada korban belum lagi manakala korban melakukan kontak dengan orang lain selama kurun waktu ke belakang.

 #GOOGLE_ADS#

Tindakan yang diambil haruslah cepat

 

 Pasca dinyatakan positif, pemerintah harus segera mensterilkan kemungkinan-kemungkinan lokasi yang pernah didatangi korban. Segera mengkarantina orang-orang yang pernah kontak dengan korban. Melokalisir wilayah sekitar tempat korban menjadi fokus perhatian utama. Wajib meningkatkan pendeteksian di tempat-tempat umum seperti bandara.  Dan mendukung pemerintah membuat crisis center, sebagai upaya satu pintu dalam respon darurat virus corona.

 

 

Upaya bijak kita sebagai masyarakat juga diperlukan

 

Sebagai pengguna sosial media, semestinya agar lebih menyaring informasi pemberitaan yang diterima guna menghindari info-info hoaks. Lalu lebih rasional dalam menyerap informasi dan tidak menjadikannya sebagai bahan candaan. Tidak menyebar informasi yang belum pasti kebenarannya. Memastikan info yang tersebar berasal dari sumber kanal-kanal berita yang kredibel. Media sosial sangat mempengaruhi pola prilaku kita. Semakin banyak informasi yang sama kita terima, maka akan semakin mempengaruhi persepsi diri kita.

Semakin banyak informasi ketidakbenaran tentang corona yang kita terima, maka semakin membuat kita berkutat pada kecemasan.

Tidak luput juga untuk selalu memperhatikan dan mentaati himbauan dari otoritas yang berwenang, Kementrian Kesehatan, WHO, IDI, Dinas Kesehatan daerah, Rumah Sakit Umum Daerah. Serta tetap menjaga daya tahan tubuh, asupan nutrisi yang cukup, olahraga, cuci tangan dengan metode yang benar, dan istirahat yang cukup. Sikap lebih tenang dalam menghadapi problem ini akan menghindari dampak kekacauan pada sektor yang lain.

Sehingga rutinitas sehari-hari seperti kegiatan ekonomi dan jasa akan tetap berjalan.

 

Penulis adalah Ketua Majelis Pembina PMII Cabang Ciputat dan Calon Ketua Umum PB PMII, Kongres XX Balikpapan.