TangerangNews.com

Pascalongsor, Ini Langkah Pemkot Tangsel Atasi Sampah TPA Cipeucang

Rachman Deniansyah | Kamis, 4 Juni 2020 | 15:48 | Dibaca : 1048


Tampak sampah di TPA Cipeucang yang telah overload dan longsor ke sungai Cisadane. (TangerangNews / Rachman Deniansyah)


TANGERANGNEWS.com-Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memiliki sejumlah rencana dalam menangani tumpukkan sampah, yang telah melebihi kapasitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Kecamatan Serpong.

Namun untuk saat ini, Dinas Lingkungan Hidup masih fokus dalam mengevakuasi lebih dari 100 ton sampah dari aliran sungai Cisadane, akibat longsor yang terjadi pada dua pekan lalu.

 

Evakuasi Longsoran Sampah dan Perbaikan Sheet Pile

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Yepi Suherman mengatakan untuk saat ini, penanganan longsoran sampah tersebut sudah ditangani oleh pihak ketiga yang menjadi pemenang tender dalam pembangunan sheet pile sebelumnya. 

Seperti diketahui, selain akibat hujan yang terus mengguyur, longsoran sampah juga terjadi akibat adanya sheet pile yang hancur. Padahal, sheet pile tersebut baru selesai dibangun pada akhir tahun lalu .

“Pemkot memprioritaskan untuk mengeruk kembali sampah yang di sungai agar kembali ke landfill terlebih dahulu. Nah, untuk mengerjakan hal tersebut, kita tekankan ke pihak ketiga yang membangun sheet pile,” jelas Yepi kepada Tangerangnews melalui sambungan telepon, Kamis (4/6/2020).

Dalam evakuasi sampah di badan sungai itu, DLH menyerahkan seluruh pekerjaan kepada pihak ketiga.

Baik dari sisi anggaran, pekerja, maupun alat berat yang digunakan dalam evakuasi tersebut.

“Jadi pihak ketiga gimana caranya, harus mengembalikan sampah di sungai ke landfill. Dalam pengerjaannya mereka menyewa alat. Begitu tanggal 28 Mei, itu sudah full tanggung jawab pihak ketiga. Untuk mengeruk sampah dari sungai ke landfill. Sambil nanti menata landfill-nya,” imbuhnya.

Proses evakuasi sampah tersebut, diprediksi akan selesai pada pekan ini. Dengan catatan, cuaca harus mendukung. Sebab kendala selama ini hanyalah masalah cuaca.

“Kita minta selesai pada minggu ini, selesai dan beres di minggu ini. Mudah-mudahan tidak ada hujan. Karena kalau ada hujan kan bisa longsor lagi sampah yang sudah dikeruk. Jadi mereka bekerja siang malam di lokasi. Dari pagi sampai jam 11 malam lah beroperasi," ujarnya.

Sejauh ini, menurut laporan di lapangan, pekerjaan pengerukan sampah sudah berjalan sekitar 65 persen.

“Nah sehingga rencana kita mau dibuat terasering, agar panjang lereng tidak lurus, untuk memperkuat agar apabila ada hujan, air dan sampah tidak turun lagi. Di samping pihak ketiga nanti memperbaiki shiit pile yang roboh. Dengan pihak ketiga yang sama,” sambungnya.

Sementara itu untuk perbaikan sheet pile, Ia tak menargetkan waktu pada pihak ketiga yang telah bertanggung jawab tersebut.

“Yang penting mereka (pihak ketiga) bisa menyelesaikan.  Mereka harus mendesain ulang, yang terbaik buat di sana (TPA Cipeucang) bagaimana nanti kita lakukan. Otomatis kita minta mendesain ulang yang robohnya diperbaiki supaya harus kuat agara tidak terjadi kedua kalinya. Jadi pengawasan lebih diperketat lagi,” tegasnya.

 

Pemkot Tangsel Jalin Kerjasama dengan Wilayah Lain

Sambil menunggu evakuasi sampah di badan sungai dan perbaikan sheet pile, Pemkot Tangsel memiliki upaya lain dalam menangani sampah yang menggunung di TPA Cipeucang. Caranya, yakni dengan menjalin kerjasama dengan wilayah lain dalan hal pembuangan sampah.

Sejauh ini, setidaknya terdapat dua kerjasama yang dijalin dengan Pemkot Tangsel. Kerjasama itu dilakukan kepada wilayah Nambo, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang.

Untuk kerjasama dengan TPA di Nambo, Pemkot Tangsel sudah sempat membuat Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepakatan dengan Kabupaten Bogor. Perjanjian sudah dilakukan, dan akan berlangsung selama 25 tahun.

Namun, dalam pelaksanaan kerjasama itu terdapat sejumlah kendala. Seharusnya, pembuangan sampah ke Nambo sudah dapat dilakukan pada bulan Juni ini.

 #GOOGLE_ADS#

“Namun setelah hasil komunikasi, ternyata pihak Nambo belum siap untuk dioperasionalkan. Terlebih ada corona. Akibat tidak ada kepastian anggaran pun kita alihkan untuk penanganancorona dulu,” tuturnya.

Jika sudah dapat dioperasionalkan, nantinya Pemkot Tangsel dapat mengalihkan sebanyak 300 ton sampah yang selama ini dibuang di TPA Cipecang,  ke tempat pembuangan di Nambo, Kabupaten Bogor.

Sementara, untuk kerjasama dengan Kabupaten Tangerang, saat ini Pemkot Tangsel telah berkirim surat. 

“Kita sudah berupaya bersurat ke Kabupaten Tangerang untuk membuang sementara di sana. Untuk selama proses penguatan landfill di sini. Ini lagi by proses, tinggal menyusu draft kerjasama dan aturannya. Mudah-mudahan dalam waktu secepatnya bisa berjalan kerjasama dengan Kabupaten Tangerang,” ujar Yepi.

 

Pembangunan Landfill 3 dan PLTSA

Selain perbaikan sheet pile dan proses kerjasama, Pemkot Tangsel juga memiliki sejumlah rencana lainnya dalam menangani tumpukkan sampah yang menggungung di TPA Cipeucang.

Salah satunya, yakni dengan berencana membangun landfill ketiga pada lahan TPA Cipeucang. Seperti diketahui, sejauh ini Pemkot Tangsel telah membuat dua landfill untuk menampung sampah yang setiap hari teus bertambah. 

Namun akibat banyaknya sampah, kapasitas yang ada di tempat pembuangan tersebut sudah overload.

Rencananya, landfill ketiga ini akan digunakan untuk pengembalian sampah yang sementara akan dibuang ke Kabupaten Tangerang, berdasarkan kerjasama yang baru dijalin tersebut.

“Jadi Tangerang juga tidak akan selamanya menerima sampah kita, karena mereka kan juga butuh lahan untuk sampah mereka, nanti akan ditentukan berapa lama kerjasamanya dan lainnya,” tuturnya.

Selain itu, di samping pembuatan landfill ketiga, saat ini Pemkot juga sedang merumuskan atas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di TPA Cipeucang.

Rumusan ini, menjadi rencana jangka panjang. Sebab pembangunan PLTSA membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Sekarang lagi proses FS (Feasibility Study), dengan tim (Pemerintah) pusat. Dalam proses tersebut itu, nanti akan disiapkan dokumen-dokumen yang menerangkan teknologinya, berapa kapasitasnya, berapa dan apa saja yang disiapkan. Nanti akan lebih detail di sana, termasuk desain bangunannya seperti apa,” papar Yepi.

Yepi mengatakan pembangunan PLTSA ini menjadi cita-cita Wali Kota Airin Rachmi Diany.

“Kalau keinginan Wali Kota, sebelum beliau menutup masa jabatan, sudah ada langkah awal. Minimal ada down breakingnya, ada pemenang lelangnya. Karena kalau PLTSA tidak akan secepat itu. Butuh waktu dua atau tiga tahun. Harapan kami, tahun 2022-an itu sudah jalan. Setelah FS, nanti baru pekerjaannya,” pungkasnya. (RAZ/RAC)