TangerangNews.com

Menyoal Dualisme KNPI Kabupaten Tangerang

Redaksi | Senin, 20 Juli 2020 | 21:19 | Dibaca : 1669


Abdul Haris. (Istimewa / Istimewa)


 Oleh : Abdul Haris

Kondisi pelik tengah terjadi pada organisasi kepemudaan (baca : Komite Nasional Pemuda Indonesia) di Kabupaten Tangerang. Dualisme organisasi terjadi setelah lahir organisasi serupa dengan seragam almamater yang sama.

Persoalan kemudian yang muncul ke permukaan bukan sekedar berbeda kiblat secara struktural, namun juga arah dan kebijakan, bahkan konflik kepentingan.

Sebagai salah seorang pemuda di Kabupaten Tangerang, tentu penulis turut merasa prihatin. Sebab, pemuda yang semestinya menunjukkan sikap serta kepribadian sebagai generasi penerus bangsa dengan karakter, nilai-nilai keutamaan sebagaimana ditanamkan para pendahulu dengan pondasi semangat nasionalisme melalui sumpah pemuda, justru yang tampak dari konteks persoalan KNPI di Kabupaten Tangerang tersirat tidak demikian.

Dualisme KNPI di Kabupaten Tangerang terjadi kala munculnya kepengurusan kubu Ali Hanafiah dengan kiblat struktural kepada Fajrul Haque. Sementara, kubu Adang Akbarudin mengiblat kepada Rano Alfath. Keduanya mengklaim sebagai pengurus KNPI yang sah secara hukum.

#GOOGLE_ADS#


Melemahnya Spirit Perjuangan

Jika kita mengacu pada teks Sumpah Pemuda yang tercetus pada 28 Oktober 1928, kondisi KNPI di Kabupaten Tangerang tidak sejalan dengan spirit perjuangan sumpah pemuda. Sumpah pemuda ialah tentang spirit perjuangan kepeloporan pemuda dalam membangun konsensus kebangsaan, yang menyatakan untuk bertumpah darah satu, berbahasa persatuan, dan berbangsa satu adalah wujud kesadaran kolektif untuk menjaga apa yang menjadi identitas bersama.

Ironinya, spirit perjuangan pemuda saat ini justru jauh berbeda dari harfiah spirit perjuangan pemuda dahulu. sangat disayangkan ketika mobilitas eksistensi organisasi satu ini justru tampak telah melupakan spirit persatuan dan kesatuan yang telah dirintis dan diwariskan oleh para founding father kita.

Remuknya Visi Pemuda

Fenomena dualisme kepemimpinan ini menjadi simbol tidak solidnya barisan pemuda di Kabupaten Tangerang. Meski demokrasi menjadi klaim kebebasan berorganisasi, namun masyarakat awam hanya akan menilai konflik organisasi model demikian tak lebih sekedar perebutan kekuasaan yang muara nalarnya dapat segera diduga, yakni nalar ekonomi.

Padahal, KNPI adalah ruang yang cukup strategis sebagai wahana aktualisasi potensi pemuda mengembangkan bakat, minat, serta visinya.

Satu tarikan napas dengan tantangan zaman saat ini, visi kepemudaan tak lain menjadi generasi penerus bangsa yang visioner, mampu menaklukkan tantangan, namun pandai memanfaatkan setiap peluang.

Tantangan kita hari ini tak lain adalah dampak kemajuan teknologi informasi yang secara serta merta juga merubah cara pandang kita. Pola komunikasi, bahkan transaksi keuangan dan ekonomi yang terus bergeser ke platform digital, bukan menjadi persoalan sepele. Bahkan, dampaknya sudah sangat terasa, baik dampak negatif maupun positif.

Dampak positif kemajuan teknologi informasi semestinya segera dimanfaatkan menjadi peluang menggerakkan setiap potensi kepemudaan di Kabupaten Tangerang. Segala sumber daya, baik finansial maupun SDM, dipersiapkan untuk merebut ruang pasar. Idealnya menjadi pelopor, bukan follower.

Namun, gebrakan yang penulis harapkan terjadi demikian, selama ini hanya layaknya sebuah mimpi di siang bolong. Organisasi KNPI di Kabupaten Tangerang, seperti juga terjebak oleh rutinitas birokrasi, yang jika kita lacak sejarahnya, tak lebih dari warisan kolonialisme.

Miskinnya inovasi membuat gerak pikir pun mandeg. Program-program yang semestinya menjawab masalah serta tantangan kepemudaan di Kabupaten Tangerang tidak muncul ke permukaan. Sehingga, roda organisasi berjalan hanya pada rel sekedar menggugurkan kewajiban (baca : menghabiskan anggaran).

Refleksi Spirit Perjuangan KNPI

KNPI lahir melalui deklarasi pemuda Indonesia pada hari yang sama. Dengan maksud menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan kesadaran sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Semangat berdirinya KNPI adalah sebagai organisasi yang awal pembentukannya dimaksudkan sebagai gabungan organisasi kepemudaan independen dengan ideologi politik yang beragam.
Ia menjadi simbol pemersatu kekuatan pemuda yang ingin membangun negara dengan sistem politik modern dan pluralitas.

KNPI menjadi kawah candradimuka untuk melahirkan kader-kader bangsa yang diharapkan kelak menjadi pemimpin masa depan yang bebas dari politik aliran.

KNPI diisi oleh kaum-kaum muda berbagai macam latar belakang. Mulai dari aktivis, pengusaha muda, birokrat muda, politisi muda dan tokoh-tokoh muda. Keanekaragaman profesi pemuda merupakan potensi berharga dimiliki KNPI.

Kaum muda selalu menjadi pelopor terhadap perubahan besar bangsa dan negara. Maka pemuda tidak dapat dipisahkan dari realitas kebangsaan dan kerakyatan.

Beberapa Gagasan

Sebagai sebuah wahana yang strategis, KNPI Kabupaten Tangerang bisa kita ibaratkan layaknya kapal laut yang mengarungi samudera. Maka, dibutuhkan seorang nakhoda yang memang benar-benar memahami kondisi kejiwaan pemuda, problem-problem kepemudaan, serta memiliki visi yang jelas, menjadi pelita di tengah rumitnya persoalan kepemudaan kekinian.

Tantangan terjadi, saat struktur kepengurusan di bawah nakhoda bung Adang Akbarudin tengah berlayar, kemudian muncul perahu lain dengan identitas yang sama.

Sebagai seorang yang awam pada persoalan kepentingan politik, penulis lebih mengharapkan terjadi kolaborasi diantara kedua kubu tersebut.
Pertarungan gagasan penting dilakukan sebagai seleksi mencari figur calon ketua, namun perlu dilakukan secara sehat dengan menggunakan akal sehat pula.

Penulis mengharapkan, kedua kubu ini, sama-sama bisa menimimalisir ego masing-masing, mengutamakan kepentingan bersama, daripada bertarung memperebutkan pepesan kosong.

Jalan kolaborasi menjadi sebuah rintisan, sebelum kedua kubu ini bisa kembali duduk bersama dalam perahu yang sama (baca : struktur kepengurusan). Semoga.

_Penulis Kader HMI Komisariat Tigaraksa Cabang Jakbar dan Ketua Himpunan Mahasiswa Bima Tangerang._