TANGERANG NEWS-Pasca pembagian uang kepada korban bencana jebolnya Situ Gintung di Kelurhan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Banten kepada 295 kepala keluarga (KK) pada Senin (06/04) di Kampus Pascasarjana UIN Syarif Hidayatulah, muncul sejumlah warga yang mengaku juga korban dari “tsunami kecil” itu. Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Tangsel Ahadi mengatakan, jumlah warga yang menjadi korban terus bertambah. Anehnya, kata dia, jumlah itu menjadi naik setelah adanya pembagian uang yang secara sibolis yang diberikan langsung oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah pada Senin (06/04) lalu. “Mereka mengaku kepada kami, korban dari jebolnya tanggul Situ Gintung. Saat kami tanya kenapa baru saat ini melapor, mereka beralasan saat peristiwa berada di Jakarta,”ucap Ahadi. Mereka yang datang umumnya , kata dia, tidak dilengkapi dengan data-data atau dokomen penting yang menjadi bukti bahwa mereka adalah warga setempat. “Ketika ditanya mana bukti anda adalah salah satu korban, mereka marah. Dan menjawab, sudah hilang semua terbawa air,” katanya. Akibat maraknya warga yang mengaku pengungsi atau korban, Ahadi yang juga menjabat sebagai Koordinator Penangannan Korban Bencana Situ Gintung itu mengatakan, pemerintah akan meminta keterangan dari RT, RW dan Kelurahan. Sebab, kata dia, sebelumnya data sebanyak 295 KK atau sebanyak 1.408 jiwa itu didapat dari RT, RW dan Kelurahan.”Aneh jika RT RW dan Keluarahan tidak memasukan mereka yang saat ini berdatangan mengaku korban,” jelasnya. Ahadi mengatakan, pihaknya tidak akan menambah jumlah korban bencana itu. “Pokoknya kami masih bertahan pada data awal kami, yakni tetap 295 kepala keluarga,” katanya.(adin)