TangerangNews.com

Warga Terdampak Proyek Tol Bandara Soetta Terlantar, Ini Solusi dari DPR

Achmad Irfan Fauzi | Selasa, 1 September 2020 | 22:20 | Dibaca : 1807


Warga Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang saat beraudiensi dengan DPRD Kota Tangerang. (TangerangNews.com / Achmad Irfan Fauzi)


 

TANGERANGNEWS.com—Ratusan jiwa warga Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang terlantar karena pemukimannya telah dieksekusi untuk pembangunan Jalan Tol JORR II atau Serpong, Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (1/9/2020).

Selain telah dieksekusi, mereka terlantar karena uang ganti pembebasan lahan tersebut belum dibayarkan atau dalam proses konsinyasi. Mereka pun demonstrasi untuk mengadukan nasibnya ke DPRD Kota Tangerang.

Setelah unjuk rasa, mereka diterima audiensi dengan perwakilan DPRD Kota Tangerang dan DPR RI. Dalam aspirasinya, para warga meminta difasilitasi rumah singgah sambil menunggu pencairan uang pembayaran pembebasan lahan mereka.

"Setelah digusur, warga yang terdiri dari 50 KK (kepala keluarga) dengan 300 jiwa terlantar. Mereka bingung hendak tinggal di mana," jelas Saipul Basri, aktivis yang mendampingi warga.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI Mohamad Rano Alfath mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi warga yang terlantar.

"Kami akan berikan kontarakan untuk ibu-ibu dan bayi yang terdampak proyek ini," ujarnya setelah mediasi dengan massa aksi.

Sementara, menurut Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Turidi Susanto, hasil komunikasi pihaknya dengan eksekutif, Pemerintah Kota Tangerang menawarkan 40 pintu di rumah susun Gebang Raya dan Batujaya.

Kemudian, PT Jasamarga Kunciran Cengkareng (JKC) juga berupaya memfasilitasi rumah tinggal sementara. Namun, tawaran itu ditolak oleh warga.

"Warga tidak mau dengan fasilitas itu karena dianggap tidak layak," katanya.

#GOOGLE_ADS#

Karena tidak ada titik temu, sebagai wakil rakyat, Turidi menawarkan fasilitas rumah tinggal sementara di gelanggang olahraga (GOR) dan kantor DPRD Kota Tangerang.

Selain itu, karena di lokasi pembebasan lahan masih tersisa lima dari 27 rumah yang digusur, sebagian warga juga akan tinggal sementara di rumah tersebut. 

Adapun alasan warga meminta bertempat tinggal sementara di kantor DPRD Kota Tangerang, karena mereka ingin terus berjuang.

"Kalau di DPRD ini kami izinkan, karena ini juga rumah rakyat," pungkasnya.(RMI/HRU)