TangerangNews.com

Siswa STPI Curug, Dihentikan Jadi Taruna

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 6 September 2010 | 17:59 | Dibaca : 945654


Tampak siswa Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug sedang memperhatikan pesawat yang rusak karena menabrak dua warga hingga tewas itu. (dens / tengerangnews)


TANGERANGNEWS.com-Anda masih ingat pada Shepazka Abdillah, 20 tahun? DIa merupakan siswa penerbang Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang korban kecelakaan yang di landas pacu Bandara Budiarto Curug Kabupaten Tangerang, 19 April silam.

Meski selamat dari kecelakaan yang juga menewaskan instruktaurnya Teeza Aria Putra, 26 tahun, nasib Shepazka belum beruntung. STPI telah memberhentikan Shepazka sebagai taruna sejak 16 Agustus lalu. ” Sudah dihentikan dari taruna sejak 16 Agustus lalu,” ujar Ketua STPI Curug, Darwis Amini, hari ini kepada wartawan.

Menurut Darwis, penghentian Shepazka dari taruna STPI sesuai dengan kontrak yang ditandatangani setiap calon taruna sebelum masuk sekolah tersebut. Menurutnya, keputusaan ini diambil setelah tim dokter menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan untuk Spehazka sembuh total dari sakit akibat kecelakaan tersebut.”Calon taruna sudah melewati masa dari yang telah ditentukan,”kata dia.

#GOOGLE_ADS#

Alhasil, perawatan Shepazka di rumah sakit Siloam Karawaci yang mengalami koma sejak kecelakaan terjadi menimpa pesawat latih jenis Tobago akibat sebuah sepeda motor nyelonong masuk ke areal bandara itu dihentikan karena tak ada biaya. Taruna penerbangan itu telah dibawa pulang keluarganya ke Griya Parung Panjang, Bogor, Ahad (5/9) lalu.

 Orang tua Shepazka membawa anaknya pulang karena sejak 17 Agustus silam Kementerian Perhubungan melalui Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia menghentikan biaya perawatan Shepazka. Padahal Shepazka yang 23 September mendatang genap berusia 20 tahun masih dalam kondisi koma.

Perihal biaya pengobatan Shepazka selama ini, kata Darwis, semuanya sudah ditangani meski nilainya sangat besar. Menurutnya, biaya pengobatan Shepezka selama dirawat di rumah sakit Siloam telah menghabiskan dana sebesar Rp 1 Milyar. Padahal, asuransi hanya menanggung Rp 24 jutanya.” Sisanya kami tanggulangi dari patungan keluarga besar STPI dari pengajar maupuun para taruna,”katanya. (TI/DRA)