TangerangNews.com

Progresivitas Mahasiswa di Masa Pandemi COVID-19

Redaksi | Sabtu, 30 Januari 2021 | 22:21 | Dibaca : 1085


Hengki Aditya Purnomo. (Istimewa / Istimewa)


 

Berdasarkan SURAT EDARAN NOMOR 27/SE/2020 Tentang Pembelajaran Dirumah ( Home Learning ) pemerintah memutuskan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah pada tanggal (16/03/2020), hal itu merupakan upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19.

 

Seluruh kegiatan belajar mengajar dan civitas akademik dilakukan secara daring ( Online ), Pembelajaran daring ( Online ) ini merupakan pemanfaatan teknologi yang optimal, mungkin belum pernah dipraktikkan di Indonesia yang spesifikasi dalam dunia pendidikan semenarik dan seprogresif ini, akhirnya mahasiswa terkhusus mulai bergeser pemahaman mereka mengenai pembelajaran daring ini yang hanya sebatas membagikan materi dan tugas semata tanpa adanya penjelasan, ke arah pemahaman pembelajaran yang sifatnya lebih interaktif. 

  #GOOGLE_ADS#

Pembelajaran daring ( online ) ini pun sebenarnya dapat kita aplikasikan secara optimal melalui berbagai macam platform media sosial yang tersedia. Seiring nya waktu berjalan, kita sudah aplikasikan itu. Dimasa pandemi COVID-19 ini pun pendidikan mengalami transformasi secara besar, dimana pendidikan harus bersifat Adaptif, Inovatif dan Kreatif.

 

Kendati demikian, menanggapi keputusan tersebut, tentu kita secara tidak langsung seakan dibawa kepada suatu waktu yang akan menunjang manusia untuk selalu memiliki inovasi-inovasi dalam menghadapi situasi tersebut. Menghadapi tantangan ke depan tentu memang tidak mudah, oleh sebab itu kita mahasiswa yang selalu digaungkan sebagai agent of change ini merupakan suatu kesempatan yang menarik untuk diselesaikan.

 

Kegiatan belajar mengajar sebelum wabah Corona ini melanda negeri kita, tak dihiraukan bahwa kita terbiasa tatap muka dengan dosen secara langsung, bertemu teman, interaktif dalam kelas, berdiskusi mengenai hal yang perlu untuk di diskusikan. Lalu selepas kelas, seakan badan kita terdorong untuk berkumpul dan berbagi cerita dengan teman sekaligus ditemani segelas kopi,  ya keadaan seperti itu merupakan suatu momen yang saat ini kita rindukan. Namun, sepatutnya manusia kita hanya bisa menerima semua ini, dengan sabar dan selalu berdoa agar wabah ini cepat hilang dari negeri kita tercinta Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.

 

Pandemi COVID-19 ini meskipun bukan anasir yang patut disyukuri, namun sebenarnya juga tentu menimbulkan sisi positif yang dapat direfleksikan. Berbagai macam kreativitas, inovasi serta semangat didunia pendidikan harus ditanamkan dalam jiwa pelajar terkhusus mahasiswa, untuk menjawab berbagai macam permasalahan yang ada. Bahwa keadaan tidak menghalangi proses kita dalam mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan, keadaan tidak menghalangi bagi kita untuk tetap terus berkarya, tetap menebarkan gelora semangat kepada seluruh elemen masyarakat untuk selalu memberikan manfaat kepada orang lain dan tetap melakukan perbuatan yang progresif.

 #GOOGLE_ADS#

Peran mahasiswa pada saat pandemi COVID-19 ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat umum, gerakan sosial hari ini tentu bagi saya sangat relevan dan baik untuk kita lakukan, melihat kasus corona yang semakin signifikan di indonesia telah mengundang kekhawatiran dan kepanikan ditengah masyarakat. Ditambah lagi dengan beberapa masyarakat yang belum menerapkan protokol kesehatan dengan baik dalam pencegahan COVID-19 ini. Kehadiran mahasiswa untuk menghadapi semua problem ini tentut sangat diharapkan, rasa empati kita terhadap sesama manusia harus ditanamkan lebih dalam pada jiwa kita dan kehadiran mahasiswa pun sifatnya tidak hanya reaktif tetapi juga solutif. Adalah berbagai pilihan untuk dapat kita lakukan agar tetap produktif dimasa pandemi, yaitu membuat tulisan dimedia yang bersifat edukasi mengenai soal COVID-19 agar masyarakat mengetahui bagaimana menjaga kesehatan ditengah pandemi misalnya menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, serta olahraga untuk menjaga daya imun tubuh serta mengedukasi untuk tidak terlalu panik mengenai COVID-19 ini secara intens.

 

Tentu hal ini dapat kita lakukan demi terwujudnya suatu perbuatan yang progresif. 

 

Ada berbagai macam pilihan lain agar para mahasiswa tetap aktif dan produktif, jangan sampai waktu luang yang dimiliki hanya digunakan untuk tidur, bermain game, social media, dan beberapa kegiatan lainnya yang kurang produktif. 

 

Sangat disayangkan ketika mahasiswa hanya menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang tidak produktif. Karena sudah bukan waktunya lagi kita untuk menggunakan waktu dengan sia-sia, menimbang berbagai macam permasalahan saat ini, mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan segala macam permasalahan yang ada. Maka dengan mengikuti berbagai macam Webinar yang mungkin bisa dikatakan setiap harinya itu muncul tawaran untuk mengikuti webinar tanpa berbayar, melihat fenomena ini secara tidak langsung kita disuguhkan untuk melihat semua tokoh dan ahli keluar dari sarangnya, merupakan pilihan yang tepat menurut saya untuk menemukan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang bisa kita dapatkan dari ilmu para tokoh dan ahli.

 

Pandemi COVID-19 ini berdampak pula pada kelembagaan organisasi mahasiswa yang harus turut menyesuaikan, seluruh program kerja yang sudah dirangkai sedemikian rupa harus ditunda menimbang aturan pemerintah dimana seluruh aktivitas dilakukan secara daring. 

 

Mahasiswa juga harus menyadari sepenuhnya bahwa keadaan saat ini menuntun mahasiswa untuk lebih kreatif, serta inovatif demi menjalankan roda organisasi. 

 

Sebagaimana dr. Sifak Indana, M.Pd menjelaskan bahwa peran seorang manajer adalah memprediksi kemungkinan, merencanakan, dan melakukan inovasi, menciptakan strategi dan kebijakan. 

 

Dampak yang terjadi pada realisasi program-program organisasi ini perlu disikapi oleh mahasiswa dengan langkah strategis yang dinamis dan realistis. 

 

Menciptakan strategi di masa pandemi kita dapat lakukan secara digitalisasi melalui berbagai macam platform media sosial, sekaligus merencankan kegiatan yang terintegrasi dan akuntabel. Jangan sampai pengurus organisasi mendiamkan begitu saja hal-hal yang sudah dirumuskan. Karena terdiam merupakan suatu arti bahwa kita sedang menjemput kematian arah organisasi.

 

Oleh : Hengki Aditya Purnomo

Ketua HMPS Perbandingan Mazhab UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA