TangerangNews.com

Interaksi Tinggi, Puluhan Ribu Pedagang Pasar di Tangsel Bakal Divaksin

Rachman Deniansyah | Senin, 15 Februari 2021 | 19:04 | Dibaca : 488


Salah satu pedagang pasar saat berada di tempat daganganya, Tangsel, Senin (4/1/2021). (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)


 

TANGERANGNEWS.com-Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana akan melakukan penyuntikan vaksin bagi para pedagang yang berdagang pada seluruh pasar di Tangerang Selatan. 

 

Kabid Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Tulus Muladyono yang menyatakan hal tersebut  dalam acara Webinar Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Harian Kota Tangerang Selatan (PWHTS) di Puspemkot Tangsel, Senin (15/2/2021). 

Vaksinasi yang ditujukan bagi para pedagang pasar tersebut, kata Tulus, rencananya akan di mulai pada tahap kedua. 

#GOOGLE_ADS#

"Ya nanti pedagang pasar akan dapat vaksinasi, yang ada di wilayah Tangerang Selatan. Rencananya mungkin di sekitar akhir februari atau Maret. Di tahap kedua, itu yang akan disasar," ujar Tulus. 

 

Pemberian prioritas itu, dilakukan karena para pedagang dinilai memiliki interaksi yang cukup tinggi. 

 

"Interaksi mereka tinggi, kemudian mereka juga menjadi penjual kebutuhan pokok. Itu jadi prioritas yang harus dilakukan (vaksinasi)," jelasnya. 

 

Tulus mengatakan, vaksinasi tersebut diberikan dengan tujuan agar para pedagang mampu bertahan di tengah situasi pandemi COVID-19. 

 

"Terus pertemuan atau mobilisasi dari komunitas para pedagang dapat untuk bertahan, karena satu sisi juga dia membantu kita yang membutuhkan bahan pokok," imbuhnya. 

 

Menurut catatannya, saat ini sudah terdata lebih dari 10 ribu pedagang yang akan diberikan vaksin.

 

"Awalnya kita terfokus ke pedagang tradisional di pasar-pasar besar, seperti Ciputat, Jombang, dan lainnya. Jumlah nya itu kita hitung. Tapi mungkin ke depannya nanti ada pelaku dari pasar modern," tuturnya. 

 

Namun, data tersebut belum final. Sebab, ia masih memperhatikan seluruh aspek yang ada di pasar. 

 

"Estimasi ada 10 ribuan dari Disperindag. Tapi kita minta update lagi. Karena misalnya bagi dia (pedagang) yang tidak punya lapak, tidak punya kios, itu gimana, sedangkan dia di situ berjam-jam. Nah itu kan harus didata," pungkasnya.