TANGERANGNEWS.com-Kasus COVID-19 di Indonesia yang berawal dari Maret 2020 hingga hari ini telah mencapai total 1,21 juta kasus dimana 1 juta kasus sembuh dan 32 ribu meninggal dunia. Jumlah kasus tersebut merupakan yang terbanyak di Asia Tenggara.
COVID-19 juga berdampak ke dalam industri penerbangan, salah satu contohnya karyawan maskapai Penerbangan Garuda Indonesia, dari mulai gaji Komisaris Direksi dipotong hingga 50%, Pilot dipotong 30%, hingga Pramugari dipotong 20%.
Pilot Captain Rindang Prasetyo membenarkan adanya pemotongan gaji yang terjadi di Perusahaan Garuda Indonesia.
“Hal ini betul adanya, kami pilot terdampak akibat pandemi Corona. Gaji dipotong hingga 30%,” katanya, Senin (15/2/2021).
Belum lagi kondisi lainnya yang terdampak kepada crew adalah jam terbang sangat sedikit. Ini akibat regulasi pemerintah yang melarang orang untuk berpergian, sehingga jumlah penumpang sedikit berimbas kepada jadwal penerbangan.
“Biasanya 90 jam terbang dengan rata-rata dalam sebulan type aircraft Boeing 737-800, justru sekarang selama pandemi kisaran 20-30 jam saja,” ungkapnya.
#GOOGLE_ADS#
Pandemi COVID-19 ini berimbas ke seluruh Indonesia, hingga pemerintah membuat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar masyarakat tidak keluar rumah ataupun berpergian.
Sementara dari segi keamanan dalam menjaga protokol kesehatan seperti menggunakan masker, sedikit pekerjaannya terkendala.
“Karena membuat komunikasi kurang clear antara Cockpit dengan ATC, hingga mengulang beberapa kali supaya terdengar jelas,” jelas Captain Rindang.
Adapun Kebijakan yang telah dilakukan Perusahaan pada tanggal 1 November 2020 adalah memutus kontrak (PKWT) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu hingga 800 Pramugari dan 150 Pilot PKWT.
Hal ini dengan sangat berat, harus dijalankan karena untuk bertahannya perusahaan agar dapat beroperasi.
Captain Rindang meyakini, kebijakan yang telah diberlakukan Garuda Indonesia adalah keputusan terbaik manajemen, dan semoga pandemi ini cepat berakhir. (RAZ/RAC)