TANGERANGNEWS.com-Ketupat identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Ketupat terbuat dari anyaman daun kelapa muda yang setelah dianyam diisi dengan beras lalu kemudian dikukus.
Ketupat dapat dihidangkan dengan opor ayam, sambal goreng kentang hati ampela, rendang dan semur daging.
Makanan ini dijadikan simbol perayaan Hari Raya Idul Fitri oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15 sejak pemerintahan Demak, dibawah kepemimpinan Raden Patah.
Ketupat atau Kupat dalam bahasa Jawa yaitu Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku Lepat artinya mengakui kesalahan dan Laku Papat artinya empat tindakan.
Ngaku Lepat ditandai dengan adanya tradisi sungkeman yakni bersimpuh dihadapan orang tua, sambil meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan dan hal ini masih membudidaya sampai sekarang.
#GOOGLE_ADS#
Laku Papat atau empat tindakan diantaranya yaitu Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. Berikut arti dari masing-masing kata tersebut:
1. Lebaran
Lebaran berasal dari kata Lebar yang artinya pintu ampunan yang telah terbuka lebar. Selain itu lebaran juga diartikan sebagai telah berakhirnya bulan suci Ramadan.
#GOOGLE_ADS#
2. Luberan
Luberan memiliki arti melimpah, dan dijadikan sebagai simbol bersedekah yang dikaitkan dengan umat muslim saat menjelang Hari Raya Idul Fitri yaitu untuk membayar zakat fitrah.
3. Leburan
Leburan memiliki makna habis atau melebur. Pasalnya pada saat lebaran setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain, untuk melebur kesalahan dan dosa serta pada perayaan Idul Fitri dimana manusia diberi kesempatan kembali menjadi fitrah.
4. Laburan
Laburan berasal dari kata Labur atau Kapur, dimana kapur merupakan zat yang dapat menjernihkan air atau memutihkan dinding. Kata Laburan memiliki makna agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya. (RAZ/RAC)