TANGERANGNEWS.com-Naftali Bennett menang dengan suara tipis 60-59 dalam pemilihan di parlemen Israel (Knesset). Sesuai perjanjian pemilu, ia akan menjalankan pemerintahan selama dua tahun ke depan dan memberikan jabatan tersebut kepada pemimpin koalisi pemerintahan baru Yair Lapid. Rakyat Israel pun senang sampai berpesta atas jatuhnya takhta Benjamin Netanyahu selama 12 tahun, Minggu (13/6/2021).
Bennett merupakan sosok yang dikatakan menentang kemerdekaan Palestina. Ia sangat mendukung pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur.
Sementara itu, Palestina dan Kelompok Hamas buka suara mengenai terpilihnya Naftali Bennett sebagai perdana menteri Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak banyak berkomentar, dilansair dari Associated Press. "(Itu adalah) urusan internal Israel," kata Juru Bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, dalam pernyataannya dikutip Senin 14 Juni 2021.
#GOOGLE_ADS#
Rudeineh mengatakan, posisi Palestina tetap sama meskipun Israel berganti kepemimpinan. Palestina, tegasnya, menginginkan kepatuhan pada legitimasi internasional dan solusi dua negara dengan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Di bawah Bennett pemerintah Israel baru mencakup spektrum partai yang lebih luas. Mulai dari nasionalis garis keras hingga pendukung yang lebih dovish dari solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Sedangkan Hamas, mengatakan mereka siap "menghadapi" pemerintah baru Israel.
"Setiap pemerintah Israel adalah entitas penjajah pemukim yang harus dilawan dengan segala bentuk perlawanan, yang terutama adalah perlawanan bersenjata," kata Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
#GOOGLE_ADS#
Hamas dan Israel sempat berperang 11 hari bulan lalu. Musuh bebuyutan telah berperang total empat kali sejak Hamas, yang berusaha menghancurkan Israel, menguasai Gaza pada 2007 dari saingannya Otoritas Palestina.
Terlepas dari permusuhan mereka, kedua pihak telah melakukan pembicaraan tidak langsung yang bertujuan menopang gencatan senjata. Barhoum mengatakan perilaku pemerintah ini akan menentukan cara dan sifat Hamas di lapangan.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA), Bennett merupakan sosok kontradiktif. Ia adalah Yahudi religious. Namun di sisi lain menjadi miliuner karena mampu menghasilkan jutaan dolar melalui sektor hi-tech dan tinggal di pinggiran kota Tel Aviv.
#GOOGLE_ADS#
Pria berusia 49 tahun ini juga merupakan mantan sekutu Netanyahu karena pernah diangkat sebagai menteri pertahanan. Ia juga pernah menjadi menteri pendidikan dan menteri ekonomi.
Di 2010 menjadi kepala Dewan Yesha yang melobi pemukim Yahudi di Tepi Barat. Ia keras mengkritik Netanyahu setelah pemerintah setuju untuk memperlambat pembangunan pemukiman di bawah tekanan dari mantan Presiden AS Barack Obama. (RED/RAC)