TangerangNews.com

Simak! Tips Pola Makan Sehat Bagi si Kecil di Masa Pandemi

Advertorial | Kamis, 19 Agustus 2021 | 08:44 | Dibaca : 298


Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, Siska Natalia Situmeang. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)


TANGERANGNEWS.com-Pola makan sehat sangatlah diperlukan bagi kembang tumbuh si kecil. Pasalnya, asupan bagi anak sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan imun dan kecerdasan anak terutama pada 1.000 hari pertama sejak kelahiran. 

Hal demikian dipaparkan Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, Siska Natalia Situmeang pada Rabu, 18 Agustus 2021.

"Jadi anak yang cerdas itu dimulai dari pemberian makannya, mulai dari usia 1.000 hari kelahiran," jelas Siska saat dijumpai di RSU Tangsel. 

Tentunya seperti yang diketahui, asupan yang tepat bagi si kecil dalam usia tersebut adalah air susu ibu (ASI). 

#GOOGLE_ADS#

Namun untuk melengkapi gizinya, orang tua juga harus memperhatikan makanan pendamping ASI (MPASI) itu sendiri.

Siska mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan orang tua untuk memberikan asupan kepada buah hatinya, adalah jangan pernah untuk memaksa. 

"Karena dikhawatirkan nanti si anak akan trauma. Kenapa? Karena mereka masih mulai belajar makan jadi kita hanya bisa memberikan dia 2-3 sendok makan tapi tidak penuh. Kita usahakan bagaimana mereka nyaman saja," terang Siska. 

Dengan begitu, maka si kecil akan dapat menerima makan dengan nyaman. 

#GOOGLE_ADS#

"Dan dengan santai otomatis dia akan semakin ada impresinya, sehingga dia melihatnya tidak menakutkan. Itu yang perlu kita tanamkan ke ibu-ibu agar tidak memberi pola (makan) yang kurang tepat," ujarnya. 

Sementara itu, untuk makanan pendamping yang tepat dan baik bagi si kecil, tentunya yaitu makanan yang mengandung gizi dengan tidak mengenyampingkan ASI. 

"Jadi harus mengandung 4 sehat ditambah ASI. Isinya harus ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan 4 sehat ditambah ASI ini, bisa meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi komposisinya harus ada pada makanan itu," paparnya. 

#GOOGLE_ADS#

Bagi si kecil, sebisa mungkin untuk menghindari makanan yang tidak higienis. Seperti makanan-makanan bagi si kecil yang banyak dijual di pinggi jalan. 

"Karena kita enggak tau cara pengolahannya dan cara penyajiannya. Jadi semaksimal mungkin kita bikin bubur di rumah aja. Kita sendiri, karena kita tau komposisi gizinya yang kita butuhkan untuk anak kita. Tapi itu balik lagi ke orang tua karena itu keputusan dari orang tua," tuturnya. 

#GOOGLE_ADS#

Atau jika tidak, boleh saja untuk para orang tua memberikan buah hatinya makanan berupa biskuit MPASI. Namun tetap, jangan pernah memberikan makanan bagi si kecil secara berlebihan. 

"Karena biskuit tersebut kandungan gizinya sudah ada, di sana sudah ada karbohidrat dan ada kandungan lemak. Jadi kalau diberikan enggak masalah selama anaknya tidak ada gangguan pencernaan dan jangan diberikan secara berlebihan juga," imbuhnya. 

Siska menerangkan, setiap orang tua juga harus memperhatikan setiap asupan atau makanan yang diberikan kepada si kecil. 

Langkah pertama, yakni harus memberikan makanan bergizi sesuai dengan usia anak. 

#GOOGLE_ADS#

"Misalnya anak dengan usia 6-8 bulan, dapat diberi makanan dengan tekstur yang masih halus. Kemudian memasuki usia ke-9 bulan, teksturnya mulai sedikit padat, kemudian masuk ke 9-12 bulan makanan padat, 12 bulan itu sudah makan tim," jelasnya. 

Pasalnya jika asupan yang diberikan kurang tepat, maka si kecil akan mengalami kondisi yang kurang baik. 

"Kalau kita tidak memberikan pemberian yang benar, efeknya pertama, mungkin bisa jadi si anak tersebut dia hanya mau minum susu misalnya lalu makannya tidak mau. Maka, ASI tidak bisa lagi meng-cover kebutuhan gizi anak di atas 6 bulan. Jadi kita perlu memberikan pemberian gizi. Kalau anak hanya ingin susu saja, otomatis pertumbuhannya akan terhambat," jelas Siska. 

Tak hanya itu, jika kita keliru dalam pemberian asupan terhadap anak, maka dikhawatirkan akan membuat si kecil mengalami sakit. 

#GOOGLE_ADS#

"Seperti pada sistem pencernaan, karena belum maksimal. Jadi kalau kita pemberian MPASI secara dini, itu sistem pencernaan akan mengalami gangguan. Itu sangat berbahaya karena sistem pencernaan nya belum maksimal. Penyakitnya misalnya ususnya. Jadi itu bisa menyebabkan pendarahan pada pencernaan. Jadi BAB-nya bisa berdarah. Dan itu bisa membahayakan bayi," tuturnya. 

Maka dengan demikian, ia mengingatkan kepada para orang tua untuk pandai dalam memilih asupan bagi si kecil. 

Selain itu, kata Siska, orang tua juga harus pandai dan memiliki siasat untuk memancing nafsu makan si anak. 

Caranya, yakni dengan membuat setiap makanan yang dihidangkan menjadi menarik, baik secara bentuk ataupun warna. 

"Jadi yang penting anak itu adalah cara pemberian makannya. Jadi harus menarik bentuknya. Kadang-kadang kalau ibunya kreatif, itu makanannya dibentuk yang lucu. Selain bentuk dia juga merasa tertarik dengan warna. Jadi untun anak menarik makan kita harus pandai mencampurkan banyak warna. Misal wortel dibikin dalam bentuk bunga. Telurnya dibentuk dalam gambar lucu. Jadi anak merasa tertarik," tandasnya.(ADV)