TANGERANGNEWS.com-Salah satu korban penikaman di Pasar Malabar, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, berinisial AS, 43, meninggal dunia usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang, Rabu 3 November 2021.
Korban yang merupakan pedagang sembako di pasar tersebut, ditikam oleh sesama pedagang sembako berinisial Risman, 51, pada Selasa 2 November 2021 kemarin.
Kapolsek Jatiuwung, Kompol Zazali Haryono membenarkan bahwa korban AS meninggal dunia di RSUD Kota Tangerang pagi tadi.
"Iya, terkait penyebab kematian dan berapa luka tusuk saya belum tahu dari Dokter nanti saya kabari ya. Satu korban lainnya masih dirawat," jelasnya.
Jenazah AS hingga pukul 13.30 WIB sudah tiba di rumah duka di Jalan Selada Raya No.115 RT01/08, Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Rencananya jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gerubuk, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, sekira pukul 15.30 WIB.
#GOOGLE_ADS#
Ayah korban, Samidin menjelaskan bahwa korban mengalami luka tusuk sebanyak tujuh kali di beberapa bagian tubuhnya. Di rumah sakit, korban sempat menjalani operasi bedah lantaran luka tusuk dan pendarahan.
"Dokter menanyakan boleh enggak dibedah karena ada darah, kalau enggak kemungkinan sembuh enggak ada secara medis ya. Kita setuju dibedah semuanya, dibersihkan, dan selesai dibedah," ujarnya.
Samidin mengatakan pendarahan yang dialami korban cukup banyak. Kata Samidin, pakaian yang ia gunakan saat berupaya menolong korban sudah penuh dengan ceceran darah.
"Itu terus sudah rapih jahitannya sekarang tinggal pemulihan, di situ juga bisa terjadi sesuatu kan semaksimal mungkin," ujarnya.
Menurut Samidin, korban sempat sadarkan diri usai operasi bedah tersebut, namun pihak keluarga tidak dapat melihatnya lantaran korban masih di rawat di ruang ICU.
"Selang untuk transfusi darah, terus cairan makanan sama napas itu di buang sama dia (korban). Dia minta pulang setelah itu drop dan diambil tindakan lagi, enggak kuat selesai (meninggal dunia)," katanya.
Di rumah duka, para pelayat masih berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa atas kepergiaan AS.
Tenda bagi para pelayat juga sudah berdiri di depan rumah duka. Sebagian pelayat berada di dalam ruang tamu untuk menghaturkan doa bagi Almarhum.
Menurut Samidin, perselisihan antara korban dan pelaku tidak sering terjadi, dan korban selalu menanggapi perselisihan itu dengan tenang tanpa menaruh perasaan emosi.
"Kalau ketemu dan orang itu (pelaku) bukan cuma anak saya, kelurga semua, istri saya, pembantu saya di pasar sampai pedagang lain, telur misalnya yang drop di tempat saya itu dimusuhin sama dia," ungkapnya.
"Terbukti kan yang mau misah pun ditusuk kan, saya enggak tahu, padahal setahu saya dia Muslim. Haram hukumnya membunuh orang, kita semua bersaudara. Saya enggak tahu sampai segitunya, saya engga memperkirakan yang lain lagi, biarkan itu jadi tanda tanya. Kok segitunya sampai tujuh lobang (tusukan)," pungkasnya.