TangerangNews.com

Terjerat Pijat Plus-plus, Perempuan Lulusan SMA Tangerang Kaget Pelanggannya Paman dan SepupuĀ 

Tim TangerangNews.com | Sabtu, 25 Desember 2021 | 22:36 | Dibaca : 298958


Jelita, terapis pijat plus-plus asal Tangerang kaget di-booking paman dan sepupunya. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com–Seorang perempuan muda, Jelita, 24, bukan nama sebenarnya, yang berasal dari Tangerang, Banten, terperosok menjadi terapis di tempat pijat plus-plus di kawasan Jakarta Selatan. 

Setelah terperosok menjalani pekerjaan kotor selama tiga tahun, kini ia harus terjerat oleh paman dan sepupunya sendiri. Kedua orang yang merupakan kerabat dekatnya itu menjadikan Jelita sebagai pemuas nafsu syahwat dengan di bawah ancaman. 

Jelita yang lulusan sebuah SMA di Tangerang, seperti dilansir dari Inews, 25 Desember 2021, menceritakan awal mula bekerja sebagai terapis karena diajak oleh kawannya yang satu sekolah dengannya. 

Saat itu kawannya memang mengaku kalau dirinya bekerja di tempat pijat. Namun, temannya tak bilang kalau tempatnya bekerja adalah tempat pijat plus-plus. “Awalnya dia nggak bilang kalau tempatnya bisa begitu. Dia cuma bilang kalau saya jadi terapis pijat,” ujar Jelita ketika ditemui di kafe kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat 24 Desember 2021. 

Jelita mengaku awalnya menolak, namun karena terdesak kebutuhan ekonomi keluarganya, akhirnya setelah dipikirkan kembali, dirinya menerima ajakan kawan itu. Ia juga berdalih terpaksa mengambil pekerjaan yang nista ini karena tak mempunyai keterampilan yang mumpuni. 

Ketika awal masuk bekerja, ada sistem screening dan Jelita juga harus menuruti kemauan bos-bosnya. “Saat screening aku disuruh bugil dan dilihat tubuh aku. Apakah mulus atau ada luka nanti akan ditentukan grade-nya,” ungkap dia yang ketika itu baru berusia 20 tahun. 

Jelita kemudian dinyatakan lolos screening dan mulai ikut pelatihan memijat khusus untuk tamu pria yang berkunjung ke tempatnya bekerja. Pada hari pertamanya, dia diberikan pelanggan yang tak suka macam-macam, hanya memijat sang tamu dan tak melayani untuk bersetubuh. “Saya memang pas masuk dikasih tahu, ini bisa berbuat seperti itu dengan tambahan bayaran,” kata Jelita. 

#GOOGLE_ADS#

Setelah beberapa hari berjalan, ia mengaku akhirnya melayani pelanggan dengan pijat plus-plus. Hingga kemudian dia mulai terbiasa melayani pria hidung belang yang datang ke tempat pijatnya. 

Jelita menuturkan bahwa setelah bekerja selama beberapa bulan bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Namun, ia harus pintar-pintar menyembunyikan pekerjaannya kepada keluarga.

#GOOGLE_ADS#

Hingga suatu ketika Jelita sangat terkejut ketika yang booking adalah orang yang dia kenal. Mulanya dia sudah curiga dari gelagatnya ketika masuk kamar untuk melayani sang tamu. “Nggak tahunya benar. Dia ternyata paman atau adik ibu aku,” ucap terapis berambut ikal panjang dan berkulit putih ini. 

Ketika bertemu, sang paman pun kaget. Namun, bukannya marah si paman malah langsung minta dilayani oleh Jelita yang keponakannya. Jelita mengaku merasa jijik lantaran harus melayani sang paman. Dia pun sempat menolak, tapi sang paman malah mengancam bakal melaporkan ke bosnya dan juga orang tuanya.

Dengan terpaksa saat itu ia harus melayani pamannya. “Aku harus melayaninya dua kali. Dan dia hanya dia memberikan tip tanpa memberikan uang lebih,” kata Jelita. 

Setelah itu ternyata sang paman kerap menyambanginya berkali-kali ke tempat pijat. Bahkan jika Jelita sedang libur dan bertemu paman di rumahnya, ia dipaksa untuk melayani. Jika ditolak, si paman mengancam kembali akan memberitahukan keluarga besarnya terkait pekerjaan yang dilakoni Jelita.

Penderitaan Jelita tak hanya sampai di situ. Di suatu hari, kata Jelita, ia juga bertemu dengan kerabat dekatnya yang lain di tempat pijatnya. “Nggak tahunya sepupu aku juga langganan. Selama ini aku nggak pernah ketemu sampai aku di-booking sama dia,” tuturnya. 

Serupa seperti sang paman, sepupunya itu bukannya melarang atau meminta keluar dari pekerjaannya tapi malah meminta Jelita melayaninya. Begitu juga bila bertemu atau ada acara keluarga, sepupunya selalu mencari kesempatan agar bisa berdua dan menuntut dilayani syahwatnya.

Perbuatan hina itu masih terjadi hingga sekarang. Bahkan ketika sepupunya sudah menikah, masih tetap meminta untuk dilayani nafsunya. Namun dengan kondisi yang demikian, Jelita mengaku belum dapat berhenti bekerja sebagai terapis dengan alasan masih membutuhkan uang untuk membantu kehidupan keluarganya.