TangerangNews.com

Survei BPS: Banten Daerah Paling Tidak Bahagia Tahun 2021

Rangga Agung Zuliansyah | Minggu, 2 Januari 2022 | 14:53 | Dibaca : 813


Ilusttasi Badan Pusat Statistik (BPS). (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) di 37 provinsi di Indonesia.

Dari hasil survei terhadap rumah tangga secara acak (random) selama 1 Juli sampai 27 Agustus 2021, Provinsi Banten merupakan daerah dengan indeks kebahagiaan paling rendah se-Indonesia.

Berdasarkan dari Indeks Kebahagiaan 2021 yang dipublikasikan BPS, Jumat 31 Desember 2021, indeks tersebut diukur lewat survei SPTK yang dilaksanakan 3 tahun sekali, seperti dilansir dari Detik.

Indeks kebahagiaan Indonesia pada 2017 berada pada angka 70,69 dan naik 0,80 pada 2021 menjadi 71,49. Pada 2021, penduduk perkotaan memiliki nilai Indeks Kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan, yakni perkotaan 71,73 dan pedesan 71,17.

Untuk Provinsi Banten, mendapat angka 68,08 pada 2021. Indeks ini turun dibanding tahun 2017, yakni 69,83.

BPS menyatakan ada sejumlah dimensi kebahagiaan di Banten yang berada di bawah indeks nasional. Pada indeks dimensi kepuasan hidup misalnya, secara nasional pada tahun 2021 berada pada angka 75,16, sementara Banten 72,61.

#GOOGLE_ADS#

Berikut poin tiap dimensi pengukur indeks kebahagiaan di Banten:

BPS mengatakan ada tiga dimensi yang diukur dalam SPTK 2021, yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect) dan makna hidup (eudaimonia).

Terminologi kebahagiaan lebih dipilih oleh BPS dibandingkan istilah kesejahteraan. Pertimbangan utamanya mengacu pada penggunaan instrumen survei yang telah dikembangkan berdasarkan ukuran kondisi objektif dan tingkat kesejahteraan subjektif, yang dalam konteks kebahagiaan yang dicakup dalam tiga dimensi besar.

“(1) evaluasi terhadap sepuluh domain kehidupan manusia yang dianggap esensial/penting oleh sebagian besar penduduk, (2) affect (perasaan atau kondisi emosional), dan (3) eudaimonia (makna hidup)," sebut BPS dalam rilisnya.

BPS menggunakan Two Stage One Phase Sampling untuk memilih sampel. Total sampel rumah tangga yang diperlukan untuk keperluan estimasi tingkat kebahagiaan hingga level provinsi di Indonesia sebesar 75.000 rumah tangga yang tersebar di 34 provinsi.

“Dalam SPTK, tidak semua anggota rumah tangga dapat dipilih sebagai responden karena ada beberapa pertanyaan (misalnya, pertanyaan terkait pekerjaan, pendapatan rumah tangga, dan keharmonisan keluarga) yang hanya dapat dijawab secara akurat oleh kepala rumah tangga atau pasangannya," tulis BPS.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara oleh petugas menggunakan kuesioner terstruktur dan alat bantu. Alat bantu ini berupa scoring (rating scale) secara presisi terhadap pertanyaan terkait kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.