TangerangNews.com

Kasus Stunting Jadi PR Besar Pemkab Tangerang 

Tim TangerangNews.com | Kamis, 13 Januari 2022 | 22:06 | Dibaca : 453


Papat review kinerja soal pencegahan dan penurunan stunting di Hotel Lemo, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Kamis 13 Januari 2022. (@TangerangNews / Diskominfo Kab.Tangerang)


TANGERANGNEWS.com-Kasus stunting di Kabupaten Tangerang masih menjadi masalah besar. Kasus kondisi kurang gizi kronis pada anak di bawah 5 tahun (balita) itu harus terus ditekan agar jumlahnya terus menurun. 

Kasus stunting Kabupaten Tangerang pada 2021 hanya turun 1 persen menjadi 7,06 persen dibandingkan pada 2020 dengan persentase 8,05 persen. Hal itu disampaikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil pengukuran melalui aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat pada Kamis 13 Januari 2022.

Meskipun turun dari tahun sebelumnya, data tersebut menunjukkan bahwa hingga kini masih ada pekerjaan rumah atau PR besar yang harus dituntaskan, yaitu mengentaskan kasus stunting hingga nol persen. Karena itu, Bappeda Kabupaten Tangerang mengajak seluruh stakeholder  atau pemangku kepentingan untuk memperjuangkan angka kasus stunting di nol persen.

“Seluruh pemangku kepentingan terkait di bawah Pemkab Tangerang bersama seluruh masyarakat masih harus berjuang mengentaskan angka tersebut hingga nantinya menjadi nol kasus stunting," kata Sekretaris Bappeda Kabupaten Tangerang, Efi Indarti dalam rapat review kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting, di Hotel Lemo, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Kamis ini.

#GOOGLE_ADS#

Bappeda melakukan review kinerja aksi konvergensi stunting di Kabupaten Tangerang. Hasil evaluasi tersebut menjadi acuan perbaikan  penanganan kasus stunting pada 2022 dan juga sebagai bahan perencanaan di tahun 2023 yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Tangerang, Sri Indri Astuti menambahkan, review kinerja tahunan stunting Kabupaten Tangerang 2022 dapat mengevaluasi program dan kegiatan sesuai dengan tupoksi masing-masing sehingga menghasilkan program kerja yang strategis dalam penanganan stunting.

"Serta mengetahui bagaimana capaian pelayanan untuk penurunan stunting. Dimana ada 20 pelayanan yang wajib dilaksanakan yaitu kita bagi invertensi gizi spesifik dan gizi sensitif," jelasnya.

Indri pun berharap, perangkat daerah yang terlibat dapat berperan lebih optimal sesuai tupoksi kemudian melakukan aksi-aksi yang lebih strategis lagi sesuai permasalahan yang ada, sehingga angka stunting dapat terus menurun secara signifikan.

"Ayo berjuang bersama-sama, jangan sekadar pembicaraan di atas meja. Namun, kita semua harus ikut bertanggung jawab terhadap sehatnya tumbuh kembang anak-anak Kabupaten Tangerang, untuk kemajuan Kabupaten Tangerang yang lebih sehat lagi," tuturnya.