TangerangNews.com

Harga Tahu dan Tempe Bakal Naik, 90 Persen Kedelai Masih Impor

Tim TangerangNews.com | Senin, 14 Februari 2022 | 15:49 | Dibaca : 375


Ilustrasi tahu, tempe, dan kedelai. (@TangerangNews / Agrifood)


TANGERANGNEWS.com–Harga tahu dan tempe bakal segera naik karena terjadinya kenaikan harga kedelai impor. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyebutkan 90% kebutuhan kedelai untuk produksi tempe dan tahu dipenuhi dari kedelai impor. 

Aip mengatakan, dari 3 juta ton per tahun kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe, sebanyak 90 persennya impor. “Produk lokal 300-400 ribu ton per tahun. Makanya harga kami ikuti global, jadi ya kalau dia mahal ya kami mahal," ungkap Aip seperti dikutip dari Detik, Senin 14 Februari 2022.

Menurut Aip, sampai saat ini pun kenaikan harga kedelai masih terus terjadi. Harga kedelai bagi perajin berada di rentang Rp 11.000-12.000 per kilogram. Padahal harga kedelai pernah berada di harga Rp 5.000-10.000 kg.

Adanya perbedaan harga kedelai juga sangat tergantung pada letak daerah. Jika semakin jauh dari pelabuhan atau gudang maka harga kedelai bakal dipatok lebih mahal. Di Jakarta saja harga kedelai sudah menyentuh Rp 11.500 per kg.

Aip mengaku pusing dengan adanya kenaikan harga kedelai yang terjadi dalam hitungan hari. Setiap hari ada saja kenaikan harga, mulai dari rentang Rp 50-200 per kg.

#GOOGLE_ADS#

"Sekarang harga kedelai naik terus setiap hari oleh importir. Rata-rata naik Rp100, kadang Rp50, kadang Rp200 tergantung harga kedelai global di Amerika dan Brasil," terang dia.

Sebelumnya, Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, harga tahu dan tempe di dalam negeri akan naik di bulan mendatang karena melonjaknya harga kedelai internasional.

"Kondisi kedelai di dunia saat ini terjadi gangguan suplai. Kalau saya melihat di Brasil terjadi penurunan produksi kedelai, di mana awalnya diprediksi mampu memproduksi 140 juta ton pada Januari, menurun menjadi 125 juta ton. Penurunan produksi ini berdampak pada kenaikan harga kedelai dunia," kata Oke saat konferensi pers secara virtual, Jumat 11 Februari 2022.

Penyebab lainnya, menurut Oke yakni inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 7 persen, yang berdampak pada kenaikan harga daripada input produk kedelai. Selain itu, terjadi pengurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, serta ketidakpastian cuaca di negara produsen kedelai juga mengakibatkan petani kedelai di Amerika menaikkan harga.