TangerangNews.com

Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Go Internasional

Tim TangerangNews.com | Kamis, 28 April 2022 | 12:13 | Dibaca : 683


Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Generasi Muda Nahdlatul Ulama Indonesia menyelenggarakan kegaiatan “Berkah Ramadan” dengan membuat acara sosialisasikan Pendidikan Kader Ulama melalui kerja sama dengan LPDP dalam Program Magister dan Doktora.

“Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan membawa keberkahan bagi seluruh peserta khususnya bagi GMNU-IT, kader PMII, Gusdurian, dan para peserta yang mengikuti kegitan ini,” kata Djemi Radji selaku Koordinator GMNU-IT dalam keterangannya Rabu 27 April 2022.

GMNU-IT ini adalah organisasi kultur nonstruktural bagi anak muda NU Indonesia Timur. Semangat gagasannya yaitu bagaimana menjaga keberagaman yang menjadi simbol bagi Indonesia, serta bagaimana agar tradisi ke-NU-an tetap terjaga dalam masyarakat khususnya Indonesia bagian timur. “Dalam GMNU-IT tergabung anak-anak muda NU yang memiliki konsen dan gerakan kultural sebagai penopang NU di akar rumput” ungkap Djemi.

Kegiatan tersebut menghadirkan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A (Imam Besar Masjid Istiqlal) sekaligus penggagas Pendidikan Kader Ulama (laki-laki) dan Pendidikan Kader Ulama Perempuan di Indonesia bahkan pertama di dunia, Prof. Dr. KH. Ahmad Thib Raya, M.A (Direktur PKU-MI), Muhammad Amir, Lc., M.TH.I (Mahasiswa Doktor LPDP-PKUMI) dan dipandu oleh moderator : Sutanti Idris, S.E., CMC (Founder AOIFE Social).

#GOOGLE_ADS#

“Indonesia timur adalah sasaran pertama dalam sosialisasi program PKU-MI, nanti kita akan melaksanakan juga di kawasan tengah dan barat Indonesia,” jelas Prof. Nasar.

Ia membeberkan bahwa banyak pendidikan kader ulama yang dilakukan di beberapa tempat, namun hanya namanya saja pendidikan kader ulama, lebih banyak kursus-kursus kader ulama.

Sedangkan yang dilakukan oleh Masjid Istiqlal, Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran, dan LPDP benar-benar pendidikan kader ulama.

“Pertama akan memperoleh gelar magister dan doktor yang terakreditasi secara nasional, kedua akan mendapatkan dua ijazah yaitu satu ijazah yang akan dikeluarkan oleh Masjid Istiqlal selaku penyelenggara dan dua ijazah yang dikeluarkan oleh Negara melalui PTIQ selaku penyelenggaran pendidikan tinggi,”  terang Prof. Nasar.

Dia menuturkan, program Pendidikan Kader Ulama Perempuan (PKUP) diinisiasi oleh Masjid Istiqlal dan akan melakukan studi banding ke beberapa luar negeri terkemuka.

Prof. Nasar menyebutkan out put dari PKU akan memiliki 12 M karakter, yaitu menguasai mihrab (imam); menguasai mimbar (pendakwah); menguasai menara masjid (muadzin); menguasai MTQ; majelis taklim; ma’had tahfis Quran; militer (rohis di militer banyak diambil dari PTIQ); menguasai maqabir (pemakaman dan takziyah); musabaqah; Majelis Ulama Indonesia (anggota); dan lain-lain.

“Pendidikan Kader Ulama terbuka untuk siapa saja dan dari ormas apa saja, namun tidak untuk mereka yang memiliki afiliasi dengan organisasi terlarang seperti HTI dan organisasi terorisme,” kata dia.

Prof. Dr. KH. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Direktur PKU-MI mengatakan bahwa PKU adalah satu-satunya di dunia yang mengintegrasikan antara pendidikan kader ulama dengan pendidikan forma perguruan tinggi dan dibiayai secara penuh oleh negara.

Selain itu, ia juga membeberkan bahwa pendaftaran PKU dan PKUP jenjang magister dan doktor akan dibuka bulan Juli mendatang. “Oleh karena itu, silakan sahabat-sahabat untuk mempersiapkan diri, khususnya kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris” terang Guru Besar UIN Jakarta ini.

Thib Raya menyebutkan semua program dilakukan secara offline dengan memperhatikan protokoler kesehatan. “Karena PKU ini memiliki program yang sangat padat yaitu mengikuti program pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) dan pendidikan ke-ulama-an di Masjid Istiqlal,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa PNS juga biasa mengikuti program ini dengan syarat membuat surat izin belajar dari instansi yang bersangkutan.

Adapun Muhammad Amri selaku mahasiswa Doktor LPDP-PKUMI sekaligus nara sumber mencontohkan dirinya sendiri bahwa PNS juga bisa mengikuti program PKU-MI. “Buktinya saya sebagai PNS bisa mendapatkan beasiswa LPDP-PKUMI dengan mendapatkan surat izin belajar dari instansi saya IAIN Ternate,” ujarnya.

Amri menyampaikan bahwa bagi sahabat-sahabat yang memilki niat untuk mengikuti program LPDP-PKUMI agar memperhatikan jadwal yang tertera di LPDP dan PKUMI. Selain itu, mempersiapakan diri dengan baik sebelum mengikuti rangkaian tes dan menjaga pemahaman aqidah yang terkait dengan kelompok ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.

“Mempersiapkan proposal tesis dan disertasi untuk dipaparkan dalam proses seleksi dan harus memiliki dampak terhadap kehidupan beragama dan keumatan,” tambah dosen IAIN Ternate ini.

Kegiatan berlangsung melalui zoom meeting pukul 14.00 sampai dengan 16.00 WIB. Peserta yang hadir mencapai 200 orang yang tersebar dari seluruh Indonesia. Peserta juga didominasi oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikan strata satu dan magister.