TangerangNews.com

Lebaran Kemungkinan Berbeda, Bisa 2 atau 3 Mei

Tim TangerangNews.com | Jumat, 29 April 2022 | 08:13 | Dibaca : 2916


Peneliti Astronomi-Astrofisika di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin. (@TangerangNews / Lapan.)


TANGERANGNEWS.com-Peneliti Astronomi-Astrofisika di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebut meskipun kemungkinan besar Idul Fitri jatuh pada 2 Mei 2022, namun masih berpotensi beda, yakni pada 3 Mei.

“Posisi bulan pada 29 Ramadan atau 1 Mei 2022, di wilayah Indonesia berada pada batas kriteria baru dari para Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS),” ujar Thomas dalam keterangan tertulis seperti dilansir dari Tempo, Kamis 28 April 2022.

Menurut dia, tingginya bulan sudah di atas 3 derajat, tetapi elongasinya sekitar 6,4 derajat. Adapun dari berbagai pendapat pakar hisab rukyat, kemungkinan besar Lebaran akan seragam, yaitu 2 Mei 2022.

Sejumlah alasannya, seperti secara hisab atau perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan, pada saat magrib 1 Mei di wilayah Sumatra bagian utara sudah dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat.

Sedangkan perhitungan lain menunjukkan beberapa wilayah di Sumatra telah memenuhi kriteria itu.

Thomas mengatakan, jika hisab itu ditunjang oleh laporan rukyat atau pengamatan bahwa hilal terlihat, maka kemungkinan laporan tersebut akan diterima karena dianggap telah memenuhi kriteria baru MABIMS. “Kalau kesaksian rukyat itu diterima pada sidang itsbat, secara syar’i itu sah,” terang dia.

#GOOGLE_ADS#

Mengenai bila tidak ada laporan rukyatul hilal atau hilal tidak terlihat, ada kemungkinan sidang itsbat menggunakan yurisprudensi keputusan sidang itsbat penetapan awal Ramadan 1407 pada 1987. Keputusan tersebut merujuk fatwa Majelis Ulama Indonesia  (MUI) pada 1981.

Lebih jauh Thomas menuturkan, karena Indonesia berada pada batas kriteria imkan rukyat, secara astronomi diprakirakan hilal sangat sulit dirukyat atau diamati. Apalagi terkait faktor cuaca seperti mendung atau hujan yang mungkin terjadi di lokasi pengamatan.

Jadi, ujar Thomas, ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat. Jika situasi itu terjadi, maka pengamal rukyat mungkin akan mengusulkan di sidang itsbat untuk melakukan istikmal, yaitu menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari.

“Bila sidang itsbat menerimanya, maka Idul Fitri mungkin juga 3 Mei 2022,” ucap Thomas.

Ada kemungkinan organisasi masyarakat tertentu menetapkan Idul Fitri atau Lebaran pada 3 Mei. Sementara Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis) berdasarkan hisab dengan kriteria wujudul hilal telah menerbitkan surat edaran soal pengumuman Idul Fitri pada 2 Mei 2022.

Thomas mengharapkan sidang itsbat dan Nahdlatul Ulama menetapkan tanggal yang sama. “Dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat, kita berharap Idul Fitri 1443 ditetapkan seragam pada pada 2 Mei 2022,” tutur Thomas.