TangerangNews.com

Gelar Webinar Pemahaman Filsafat di Generasi Milenial, Prodi Ilkom UMT Dorong Mahasiswa Jadi Kritis

Achmad Irfan Fauzi | Rabu, 8 Juni 2022 | 23:55 | Dibaca : 1027


webinar bertema 'Pemahaman Filsafat di Generasi Milenial' yang sukses diselenggarakan secara daring pada Selasa 7 Juni 2022. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)


TANGERANGNEWS.com-Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Tangerang (Prodi Ilkom UMT) mendorong para mahasiswa untuk lebih kritis dalam menjalani kehidupan. 

Hal itu terungkap dalam acara webinar bertema 'Pemahaman Filsafat di Generasi Milenial' yang sukses diselenggarakan secara daring pada Selasa 7 Juni 2022.

Webinar ini diikuti 210 peserta, yang terdiri dari mahasiswa Ilkom UMT semester awal dan masyarakat umum. 

Agenda webinar ini dimulai dari pembukaan dan sambutan Kaprodi Ilmu Komunikasi UMT Mirza Shareza. 

Menurutnya, literatur generasi milenial itu mereka yang lahir pada tahun 1980 sampai 1995-an.

 "Generasi milenial sudah disuguhkan dengan ruang virtual dan kecepatan internet bahkan menjadi secondlife. Dunia semakin berubah, tetapi moral jangan berubah," katanya.

Mirza mengatakan, jika di China ada istilah Yin dan Yang, maka kebijaksanaan diperoleh melalui filsafat. "Harapan saya, semoga acara ini berjalan lancar dan menjadi pembelajaran untuk kita semua," ucapnya.

Digital marketer perusahaan swasta di Jakarta Selatan sekaligus penulis, Sri Patmi memaparkan tentang saatnya milenial berfilsafat.

Dengan mengangkat permasalahan krusial yaitu quarterlife crisis, alumni Ilkom UMT ini membagikan tutor agar filsafat diimplementasikan dalam perangai untuk mengatasi masalah bukan sebatas konsep di kepala saja.  

Sementara itu, dosen Ilkom UMT Tantry Widyanarti menyampaikan, terkait filsafat dengan filsafat kebaikan.

"Filsafat bertujuan untuk mencapai kebaikan dan kebijaksanaan sesuai dengan asal katanya yaitu Sophia yang berarti kebijaksanaan," kata pengurus Manassa Pusat yang juga merupakan antropolog.

Berbicara filsafat di era milineal,  tetaplah muaranya harus bisa menghasilkan kebaikan dan kebijaksanaan pula. 

 #GOOGLE_ADS#

"Filsafat tidak dapat dimaknai secara hitam putih. Artinya ketika kita tidak hitam putih, maka kita bisa dengan mudah mendefinisikan berbagai macam persoalan yang ada. Kita menjadi cerdas dan mampu untuk mendefinisikan berbagai macam persoalan tersebut," tuturnya.

Menurutnya, ketika mengetahui tahu cara mendefinisikan persoalan tertentu, diri manusia akan mengetahui pula jawabannya.

 Hal itu tentunya dengan menggunakan logika berpikir yang benar ditambah dengan nurani yang benar pula, sehingga hasilnya pasti akan baik.

“Dunia ini dibangun dengan banyak proposisi-proposisi dan tidak semua proposisi tersebut disetujui oleh banyak orang. Bisa saja proposisi yang sudah dibangun dengan baik. Namun dimaknai oleh segelintir orang dengan negative atau bahkan oposisi. Pasti ada saja orang yang berkomentar negatif, tidak menerima pendapat, pikiran kita, bahkan mungkin menyalahkan juga," tambahnya.

Tantry mendorong kepada para peserta untuk jangan pernah bosan berbuat baik. 

Niscaya alam semesta akan bereaksi positif  dengan kebaikan yang sudah dilakukan dengan penuh spirit positif. 

Diharapkan, anak-anak milineal bisa berpikir kritis dan bijak sehingga akan menjadi pribadi yang dewasa dan kritis bukan menjadi egois dan apatis.

"Filsafat bukanlah suatu ilmu yang menjadikan kita sesat, tetapi suatu ilmu atau alat untuk membantu kita mencapai kebijaksanaan. Maka dengan filsafat kita semakin mudah mencari tujuan, mencapai impian, dan membuat kebahagiaan," pungkasnya.