TangerangNews.com

Untuk Makan, Anak Ismail Marzuki Jual Cupang

| Rabu, 26 Januari 2011 | 20:52 | Dibaca : 33811


TANGERANGNEWS-Dalam kesehariannya, anak tunggal pahlawan nasional Ismail Marzuki Rachmi Aziah ,61, sangat akrab dengan kesederhanaan.

Demi menyambung hidupnya, Aziah yang kini terbaring lemah di RS Medika BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, menjual ikan cupang di depan rumahnya. Selain menjual ikan cupang, Aziah juga menjual minuman ringan seperti Fanta, Sprite, dan Coca-cola.
 
Warung kecil tempat Aziah hanya menggunakan meja kayu berukuran kecil yang bisa diangkat kapan pun saat hujan turun. Kendati hidup di tengah kesulitan ekonomi dan serba mengalami kekurangan, Aziah tetap sabar menjalani hidupnya bersama keluarga tercinta.
 
Dia tetap bahagia hidup bersama orang-orang yang dicintainya. Namun, kini Aziah membutuhkan pertolongan dan uluran tangan dari para dermawan yang bisa membantu meringankan biaya perawatannya di rumah sakit, karena terkena serangan jantung.
 
"Saya berharap, ada dermawan yang bisa meringankan beban perawatan ibu di rumah sakit," terang Inggrid Sri Wahyuni, putri ke-2 Aziah, kepada okezone, Rabu (26/1/2011).
 
Rachmi Aziah terkena serangan jantung pada Senin 24 Januari malam. Pagi harinya, Aziah mengaku sudah mengalami sakit dan sesak pada bagian dada. Menjelang sore, sesak di dada korban semakin menjadi hingga mambuatnya jatuh. Kemudian Aziah langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Puri Cinere dan sempat dilarikan ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
 
Saat itu, pihak keluarga mengaku masih belum mengetahui penyakit yang diderita Aziah. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, diketahui Aziah terkena serangan jantung dan harus dirawat itensif di ruang ICU.
 
Untuk mendapatkan perawatan di ruang ICU, pihak keluarga harus membayar Rp 20 juta semalamnya. Lantaran tidak memiliki biaya sebesar itu, pihak keluarga tidak jadi merawat Aziah di RS Cinere dan memilih mencari alternatif  rumah sakit yang lebih murah.
 
"Saat mendapatkan perawatan di ruang UGD, pihak keluarga sudah membayar sebesar Rp 2,5 juta. Akhirnya, saya menghubungi semua keluarga dan kenalan ibu. Lalu diusulkan untuk mencari rumah sakit baru yang biayanya lebih murah," jelasnya.
 
Setelah mendapatkan nasihat dan masukan dari keluarga, Selasa (25/1/2011) pagi, sekira pukul 08.00 WIB Aziah dilarikan ke RS Medika BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.
 
Inggrid mengaku ibunya tidak pernah terdaftar sebagai pemegang Kartu Jaminan Kesehatan Daerah. Untuk itu, semua biaya perawatan di RS, harus ditanggung tanpa ada potongan. Di RS Medika, pihak keluarga sudah membayar uang down payment (DP) sekira Rp10 juta.
 
Biaya lain yang harus dibayar adalah, uang menginap di ruang ICU satu malam sekira Rp700 ribu. Belum termasuk biaya obat, alat dan dokter. Namun, diperkirakan total perawatan di ruang ICU mencapai sekira Rp3-4 juta semalam.
 
Sementara, masih belum diketahui berapa lama Aziah menjalani rawat inap di RS Medika BSD. Aziah masuk RS Medika BSD, Selasa pagi, sekira pukul 06.00 WIB.
 
"Mama juga harus dikaterisasi. Jadi katerisasi itu merupakan alat yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah jantung dan mencari sumber penyumbat. Biaya katerisasi itu mencapai Rp60 juta. Setelah diketahui daerah mana yang tersumbat, untuk membuat normal harus dipasang ring. Satu ring butuh biaya Rp70 juta," jelasnya.(ok/hasan)